Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Larangan Mudik Lebaran: Aliran Uang ke Desa akan Mandek?

3 April 2021   06:48 Diperbarui: 5 April 2021   21:16 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mudik(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

dok. ANTARA Foto, dimuat pikiran-rakyat.com
dok. ANTARA Foto, dimuat pikiran-rakyat.com
Pemerintah sendiri pada awalnya terkesan maju mundur. Coba lihat pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahwa pemerintah tidak akan melarang mudik lebaran (kompas.com, 16/3/2021). Hal ini karena akan ada mekanisme protokol kesehatan yang ketat.

Tapi, seperti diketahui, akhirnya secara resmi pemerintah melarang mudik lebaran tahun 2021. Larangan tersebut berlaku buat ASN, TNI-Polri, karyawan BUMN, karyawan swasta, pekerja mandiri, dan seluruh masyarakat, dari tanggal 6 hingga 17 Mei 2021.

Bahkan, ada ancaman denda atau kurungan yang sudah menanti bagi siapa yang berani melanggar larangan mudik lebaran. Sejumlah media daring menuliskan bahwa dendanya maksimal mencapai Rp 100 juta.

Memang, apakah pemerintah betul-betul bisa tegas menerapkan aturan denda di atas, masih perlu kita lihat buktinya nanti. Kuat dugaan, sebagian warga, terutama yang karyawan swasta dan pekerja mandiri, akan nekad untuk tetap mudik.

Dengan anggapan mayoritas warga mematuhi larangan mudik, kira-kira siapa yang untung dan siapa yang buntung? Yang jelas, berdiam diri di rumah saja pada libur lebaran, mungkin bukan pilihan banyak warga.

Oleh karena itu, masyarakat akan tetap bepergian, tapi bukan ke luar kota atau ke luar daerah. Cukup di sekitar kediamannya, sehingga tidak perlu berhadapan dengan aparat yang melakukan razia pelanggar mudik lebaran di titik-titik tertentu di batas kota. 

Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, pilihan untuk cuci mata di mal-mal megah, jalan-jalan ke Ancol, Taman Mini, Monas, atau objek wisata lainnya, diduga tetap ramai, meskipun dengan menerapkan protokol kesehatan.

Asisten Rumah Tangga (ART), seharusnya termasuk yang dilarang mudik. Tapi, dengan keluguannya, ART diperkirakan tetap nekad mudik, karena bagi mereka, mudik itu "ritual" setahun sekali yang bersifat wajib diikuti.

Bila ART tetap mudik, keluarga tanpa ART akan memilih menginap di hotel dalam kota. Istilahnya sekarang disebut staycation. Jadi, mal dan hotel di ibu kota menerima berkah dari kebijakan larangan mudik.

Perputaran uang yang biasanya setiap lebaran mengalir dari kota besar ke desa-desa, pada tahun ini, kalaupun mengalir, jumlahnya relatif kecil. Pengelola objek wisata, pengusaha rental kendaraan, penjual oleh-oleh, dan pelaku usaha lainnya di daerah, mungkin terpaksa gigit jari pada lebaran tahun ini.

Memang, warga kota yang mentransfer uang ke familinya di desa akan tetap dilakukan. Tapi, akan terasa lebih ngefek bila warga kota pulang kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun