Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Perkembangan Musik Tanah Air, Berkah di Tengah Pandemi

9 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   17:39 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konser berkonsep drive-in (Andy Prawira Riandi/Kompas.com)

Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret. Hal ini berlangsung sejak tahun 2013, setelah diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional, yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Adapun yang menjadi pertimbangan kenapa tanggal 9 Maret yang dipilih, karena bertepatan dengan tanggal lahir komponis besar, Wage Rudolf Supratman. Pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" itu lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah.

WR Supratman telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, bukan saja karena menciptakan lagu kebangsaan tersebut, tapi juga karena mengingat jasanya yang besar bagi musik di tanah air.

Nah, pada peringatan Hari Musik Nasional tahun ini, yang kebetulan negara kita sudah satu tahun terkena musibah pandemi Covid-19, ada baiknya sejenak kita melihat, sudah sejauh mana perkembangan musik tanah air.

Tentu saja agak sulit mengukur perkembangan musik bila dilihat dari sisi kualitatif. Soalnya, definisi musik yang berkualitas sangat bergantung pada selera bermusik seseorang. Boleh saja ada orang menganggap musik dangdut sebagai musik kelas bawah, dan jazz sebagai musik kelas atas. Tapi, sekali lagi, sifatnya relatif.

Akan lebih gampang mengukur perkembangan musik secara kuantitatif. Keliru, jika ada anggapan gara-gara pandemi jumlah produksi musik yang dilihat dari munculnya lagu-lagu baru, mengalami penurunan. Justru, bagi yang rajin memantau lagu-lagu baru, akan mengetahui bahwa pandemi malah jadi pendorong produktivitas.

Coba saja iseng-iseng berselancar di dunia maya, membuka berbagai platform yang menyediakan layanan streaming musik, entah itu YouTube, Spotify, atau aplikasi lainnya. Pasti akan menemukan banyak musisi pendatang baru atau musisi lama dengan lagu baru, yang diproduksi sepanjang tahun 2020 hingga saat ini, yang notabene adalah masa pandemi.

Jelaslah, dengan berdiam diri di rumah, membuat musisi punya banyak waktu untuk berkreativitas. Kemudian, dengan ditunjang adanya sarana teknologi, sehingga proses rekaman bisa dilakukan di rumah, maka itulah yang mendorong lahirnya karya yang enak dinikmati.

Pemasarannya juga gampang, seperi yang telah disinggung di atas, tinggal ditaruh di berbagai platform penyedia streaming musik. Apalagi, sekarang ini, hampir semua musisi juga punya kanal YouTube (menjadi youtuber). 

Satu-satunya yang hilang karena pandemi adalah pertunjukan musik secara langsung, akibat kebijakan pembatasan sosial. Tak heran, pertanyaan para musisi adalah "kapan bisa manggung?". Kerinduan para musisi untuk berinteraksi dengan penggemarnya secara langsung, mungkin sudah sulit dibendung, tapi kondisi masih belum memungkinkan.

Memang, ada yang namanya konser virtual. Bahkan, pernah pula berlangsung konser Kahitna, Arman Maulana, dan Afgansyah Reza, secara drive-in di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Agustus tahun lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun