Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Efektif Mana, Sanksi bagi Penolak Vaksin atau Insentif bagi Penerima?

18 Februari 2021   16:02 Diperbarui: 21 Februari 2021   05:36 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)

Kalau hukumannya sudah seberat itu, mungkin orang kaya pun akan berpikir dua kali dan seharusnya memilih untuk divaksin saja. Namun, idealnya, seseorang akan memilih divaksin bukan karena takut dipenjara atau didenda. Kesadaran diri sendiri lah yang diharapkan muncul, toh manfaatnya juga untuk diri sendiri.

Untunglah, sampai sejauh ini belum ada tersiar berita di media massa tentang adanya warga yang dijatuhi hukuman. Memang, di media sosial, masih muncul komentar warganet yang tidak mau divaksin. Yang seperti ini harus digarap lebih serius oleh tim yang ditugaskan pemerintah untuk melakukan sosialisasi program vaksinasi.

Dalam hal aparat pemerintah dianggap tidak netral, ada baiknya dilibatkan pemuka masyarakat dan pemuka agama tingkat lokal, sebagai bagian dari tim sosialisasi. Kalau perlu dengan mendatangi dari rumah ke rumah. 

Jadi, meskipun sudah diatur, sebaiknya pemerintah tidak mendahulukan pendekatan hukum. Jangan buru-buru menjatuhkan sanksi. Justru, akan lebih baik dengan memberikan insentif bagi yang sudah divaksin. 

Umpamanya, pemegang kartu yang menyatakan sudah divaksin akan dipermudah bepergian naik pesawat, kapal laut, atau kereta api. Insentif lainnya bisa juga berupa kemudahan untuk menerima bantuan sosial (bagi kalangan berpenghasilan rendah), dan sebagainya, yang membuat masyarakat tertarik untuk divaksin.

Ada banyak cara kreatif yang perlu dilakukan, bukan dengan menghukum, agar program vaksinansi berhasil dengan baik, sekaligus mempercepat badai pandemi berlalu dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun