Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tulisan Tangan Anda Semakin Jelek? Kita Senasib

13 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 13 Juni 2020   20:35 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tulisan tangan. (sumber: thinkstock via kompas.com)

Saya punya buku agenda tahunan yang merupakan pembagian dari kantor tempat saya bekerja. Setiap akhir tahun, biasanya setiap karyawan akan mendapat buku agenda, kalender dinding dan kalender meja untuk tahun berikutnya. 

Artinya, setiap tahun saya dapat satu buku agenda, yang saya gunakan buat mencatat hal yang penting dari setiap rapat yang saya ikuti di kantor atau di tempat lain.

Perasaan saya, saat saya baru mulai bekerja lebih dari tiga puluh tahun lalu, tulisan tangan saya masih lumayan bagusnya, atau paling tidak, tidak jelek-jelek amat. Tapi entah kenapa, sejak saya semakin sering menulis di telpon pintar dengan menggunakan huruf yang diketik, tulisan tangan saya makin tidak karuan.

Bagaimana tidak. Masa apa yang saya tulis hari ini, besoknya saya tidak bisa membaca tulisan saya sendiri secara utuh, sehingga akhirnya saya menebak-nebak dengan mengingat kembali konteks diskusi pada forum rapat kemarin waktu saya mencatatnya. Huruf m,n, u, v, w, yang ada pada tulisan saya sulit untuk dibedakan.

Dulu saya kesulitan membaca disposisi dari bos saya. Padahal apa yang diinstruksikan si bos, semua tertuang di secarik kertas yang telah didisposisi itu. 

Eh ketika giliran saya yang memegang jabatan dan gantian menulis disposisi untuk staf yang berada di bawah saya, ya sama saja. Staf saya terpaksa berkerut keningnya membaca tulisan saya, dan ada yang bertanya langsung ke saya agar tidak keliru membaca.

Bukan mencari teman, tapi hampir semua teman saya di kantor, terutama yang laki-laki, tulisan tangannya juga jelek. Seingat saya ada dua teman saya, Hendri dan Khairi, yang tulisannya seperti huruf cetak. Secara umum tulisan cewek lebih bagus dari cowok, paling tidak tulisan cewek lebih gampang dibaca.

Jadi, bila dulu tulisan dokter terkenal paling jelek, sekarang banyak yang menyaingi jeleknya. Penyebabnya mungkin karena itu tadi, orang semakin jarang menulis tangan. Dokter pun  sekarang hanya mengklik nama obat di layar komputernya, kemudian resep obat akan tercetak sendiri sewaktu pasien melapor ke petugas administasi.

O ya saya juga mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta dengan status sebagai dosen tidak tetap, yang hanya masuk kelas sekali seminggu (sekarang terpaksa pakai sistem jarak jauh karena lagi pembatasan sosial bersakala besar). Di antara sekian banyak tugas dosen, yang paling membosankan adalah memeriksa lembaran jawaban ujian.

Tentu saja saya lebih suka memeriksa lembaran jawaban ujian yang ditulis mahasiswa secara jelas. Tanpa saya sadari, sering saya sedikit memberi nilai lebih bagi mahasiswa yang tulisannya bagus ketimbang yang bikin kepala pusing, padahal mungkin saja isinya sama.

Tidak saja sebagai akibat menjamurnya penggunaan gawai, menurut saya, dari generasi ke generasi, secara umum tulisan tangan masyarakat kita semakin jelek. Generasi orang tua saya, masih menulis dengan miring ke kanan pakai model halus-kasar, sehingga tarikan tangannya lebih indah, seperti ada unsur seninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun