Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gagal Jadi Ketua MPR, Gerindra Bakal Dapat Kursi Menteri?

4 Oktober 2019   11:30 Diperbarui: 4 Oktober 2019   12:02 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara partai-partai yang telah lama eksis dan selalu bercokol di papan atas, hanya Gerindra yang belum pernah kebagian mengetuai lembaga tinggi negara dan juga belum pernah merasakan nikmatnya kursi menteri.

Partai lain yang lebih kecil, meskipun juga sekarang berada di pihak oposisi  seperti PKS, atau pernah menjadi oposisi seperti PAN,  sudah pernah merasakan posisi Ketua MPR. Itu dialami oleh Amien Rais dan Zulkifli Hasan (PAN) serta  Hidayat Nur Wahid (PKS). Kedua partai ini juga sudah banyak menempatkan kadernya menjadi menteri.

Apalagi bagi partai yang lebih kecil lagi, namun memang sejak awal ikut mengusung capres yang akhirnya memenangkan pilpres, kursi menteri bukan barang langka. Itulah yang dialami Hanura, PKPI dan PBB. 

Makanya wajar bila Gerindra sangat ngebet ingin jadi Ketua MPR dengan mencalonkan Ahmad Muzani. Sayangnya, koalisi partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf sangat kompak untuk menjadikan Bambang Soesatyo dari Golkar sebagai Ketua MPR yang baru. Kamis malam (3/10/2019) usai sudah proses pemilihan Ketua MPR dengan dilantiknya Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo.

Apa boleh buat, Gerindra harus puas dengan kenyataan politik dan dengan berat hati akhirnya ikut secara aklamasi mendukung Bambang Soesatyo. Mekanisme aklamasi ini, istilahnya adalah musyawarah untuk mufakat. 

Tak jelas dalam lobi-lobi politik saat sidang MPR diskor, tawaran apa yang disampaikan kubu pendukung pemerintah kepada Gerindra.

Namun ada yang menarik, Gerindra melepas peluangnya untuk menduduki kursi Ketua MPR, setelah ada diskusi antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri, yang masing-masing adalah Ketua Umum Gerindra dan Ketua Umum PDIP.

Hubungan PDIP dengan Gerindra saat ini lagi kondusif, justru PDIP dengan Nasdem yang lagi perang dingin. Namun saat ini terbukti bahwa dalam bagi-bagi kursi ini, peran Megawati sangat sentral, dan Nasdem tak mampu mengimbangi. 

Apakah dengan demikian, Gerindra akan diajak Jokowi, setelah direstui Megawati tentunya, masuk kabinet yang akan dibentuk setelah pelantikan Presiden yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober mendatang?

Bila betul, maka menjadi catatan sejarah baru bagi Gerindra. Namun ini tentu akan menimbulkan pro dan kontra, terutama mungkin ada yang menilai bahwa Gerindra "mengkhianati" perjuangannya sebagai partai oposisi, dan membiarkan PKS berjuang sendirian.

Tapi apakah betul ada tawaran kursi menteri, masih bersifat spekulasi. Dari berita Kompas.com (4/10/2019), tentang pembicaraan Megawati dan Prabowo yang diceritakan kembali oleh Ahmad Muzani, tidak terbersit soal kursi menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun