Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dapur Kurban DKI, Dimasak Chef Hotel Berbintang untuk Warga Kampung Kumuh

11 Agustus 2019   08:54 Diperbarui: 11 Agustus 2019   14:13 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan sapi limosin seberat 1,2 ton untuk kurban kepada panitia kurban Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (11/8/2019).(KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Ternyata pada lebaran haji tahun ini sudah kedua kalinya dilangsungkan program yang dinamakan "Dapur Kurban DKI". Sepertinya hal ini akan dijadi tradisi tahunan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Apa sih istimewanya? Untuk tahun ini ada sekitar 5.000 paket nasi kotak dengan lauk daging kurban yang telah diolah para chef hotel berbintang dan akan didistribusikan kepada rakyat di lokasi yang tergolong kumuh berat. 

Program tersebut merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta, Aksi Cepat Tanggap, Baznas DKI, Rumah Zakat Indonesia, Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia, serta beberapa hotel berbintang lima di Jakarta.

Kalangan menengah ke atas tentu sudah gak asing dengan kelezatan makanan di hotel bintang lima. Tapi kali ini kaum marjinal berkesempatan mencicipi makanan bercitarasa tinggi itu.

Tanpa bermaksud untuk menggiring tulisan ini ke ranah politik, rasanya Pemprov DKI Jakarta beserta pihak lain yang mendukung, pantas diacungi jempol. 

Yang bagusnya lagi, makanan siap saji tersebut dikemas pakai besek bambu dengan daun pisang. Bukan pakai plastik sekali pakai yang tidak ramah lingkungan.

Akan lebih hebat kalau program seperti ini bisa diduplikasi oleh pihak lain di berbagai kota. Kalau tak ada juru masak yang kelas hotel bintang lima, yang kelas warung makan pasar pun tidak apa-apa. 

Apalagi kalau frekuensinya dipersering, sehingga tidak harus menunggu sekali setahun. Hanya saja bila dilakukan di luar hari raya Iduladha, tentu sebutannya dicarikan istilah lain, bukan pembagian daging kurban.

Dok. Tribunnews.com
Dok. Tribunnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun