Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Santri yang Dianiaya 17 Orang Temannya, Akhirnya Meninggal Dunia

19 Februari 2019   17:44 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:02 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Tribunnews.com

Tak henti-hentinya kasus kekerasan menimpa dunia pendidikan kita. Ada kekerasan dari murid terhadap guru, ada pula dari guru terhadap murid. Banyak pula kekerasan dari siswa senior terhadap juniornya.

Tapi berita yang terjadi baru-baru ini di Kota Padang Panjang, kota yang dijuluki Serambi Mekah di Sumatera Barat, agak lain. Tidak saja karena terjadi di pesantren, yang selama ini relatif lebih tenang suasananya karena murid-muridnya banyak menerima ilmu agama, tapi juga karena korbannya dikeroyok oleh 17 orang temannya yang sama-sama tinggal di asrama pesantren tersebut.

Peristiwanya itu sendiri sebetulnya sudah banyak diberitakan media massa karena terjadi sudah lebih dari satu minggu, tepatnya di hari Minggu, 10 Februari 2019 di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Padang Panjang.

Saat itu seorang santri bernama Robby Alhalim, 18 tahun, ditemukan dalam kondisi kritis, lalu dibawa ke RSUD Padang Panjang. Namun mengingat kondisinya yang begitu parah, Robby kemudian dirawat di RSUP M Djamil, Padang, sejak Senin (11/2).

Ternyata setelah diselidiki, Robby adalah korban pengeroyokan oleh 17 orang temannya. Awalnya pihak kepolisian menahan 19 orang santri yang diduga terlibat, namun belakangan saat prarekonstruksi, Kamis (14/2), 2 orang santri tidak ikut melakukan penganiayaan terhadap Robby.

Nah, berita terbarunya, meskipun pihak RSUP M Djamil Padang sudah berusaha semaksimal mungkin, pagi hari Senin (18/2) akhirnya Robby menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Kalau versi teman-teman Robby yang melakukan pengeroyokan, mereka kesal karena Robby dicurigai telah melakukan beberapa kali pencurian, baik uang, hp, atau barang lain milik teman-temannya. 

Kalaupun betul terbukti Robby melakukan pencurian, tentu saja perilaku kekerasan tak dapat dibenarkan. Seharusnya santri yang merasa kehilangan melaporkannya pada pihak keamanan pesantren, kepada guru atau langsung ke kepala sekolah.

Namun sekarang hal itu sudah menjadi kewenangan pihak kepolisian setempat untuk mengungkapkan kasus ini secara tuntas dan kemudian diteruskan ke tahap penuntutan dan persidangan sesuai hukum yang berlaku.

Hanya saja tetap ada pro-kontra terhadap kasus seperti ini. Di satu sisi ada keinginan untuk memberikan hukuman yang setimpal agar memberi efek jera pada yang lain. 

Tapi di pihak lain, banyak pula suara yang ingin memberikan kekhususan pada kasus kriminal yang dilakukan anak sekolah, karena masa depannya masih panjang, dan hukuman harus mempertimbangkan unsur edukatifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun