Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tarif Tiket Pesawat Domestik Kembali Normal

14 Januari 2019   14:24 Diperbarui: 14 Januari 2019   14:25 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. tribunnews.com

Kamis (10/1) saudara saya terbang dari Jakarta ke Padang, untuk suatu keperluan mendadak. Saya pikir karena memesannya sudah di hari keberangkatan, ya wajar saja harganya sudah tinggi, Rp 1,5 juta dengan Batik Air dari Bandara Halim Perdanakusuma. Padahal biasanya maskapai tersebut memasang tarif untuk rute yang sama berkisar dari Rp Rp 600.000 sampai Rp 1,2 juta. 

Tapi, saudara saya yang lain yang ke Surabaya dua hari sebelum itu, dan memesan tiket tiga hari sebelum keberangkatan, juga terkena tarif mahal, sekitar Rp 900.000, meskipun menggunakan maskapai penerbangan "sejuta umat" karena terkenal dengan murahnya. Padahal saudara saya tersebut yang sering terbang Jakarta-Surabaya dan sebaliknya, biasanya hanya terkena tarif sekitar Rp 500.000.

Berikutnya dari berbagai berita di media daring, termasuk Kompasiana, diketahui bahwa ternyata mahalnya tiket pesawat rute domestik sudah dianggap kebablasan. Libur natal dan tahun baru sudah berakhir, tapi tarifnya masih setia bertengger di batas atas sesuai regulasi dari Kementerian Perhubungan.

Yang membuat miris adalah berita dari saudara-saudara kita di Aceh yang terpaksa membawa paspor bila ingin ke Jakarta atau kota lain di Pulau Jawa, karena tarif pesawat yang jauh lebih murah bila transit di Kuala Lumpur, Malaysia, ketimbang langsung terbang ke tujuan domestik.

Awalnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta masyarakat bisa memahami kondisi tersebut karena demi keselamatan penumpang, pihak maskapai harus memenuhi berbagai hal sesuai regulasi, yang semuanya membutuhkan biaya. 

Lagipula, tarif tersebut masih di kisaran yang diperkenankan. Cuma selama ini masyarakat dimanjakan karena masing-masing maskapai penerbangan saling banting harga, sehingga tarifnya bergerak ke bawah mendekati batas tarif bawah.

Kemudian saat beberapa maskapai kondisi keuangannya berdarah-darah, seperti yang baru-baru ini dialami Sriwijaya Air yang akhirnya diselamatkan oleh Garuda Indonesia, persaingan jadi berkurang, dan tarifpun bergerak ke batas tarif atas.

Kesal dengan tarif yang melambung tersebut, memunculkan ide dari warganet untuk membuat petisi minta penurunan harga tiket pesawat. Sampai hari Minggu (13/1) yang lalu, sudah 180.000 warganet yang menandatangani petisi tersebut (tribunnews.com, 14/1).

Gubernur Aceh juga tidak tinggal diam, dan memerintahkan jajarannya membuat surat kepada Menteri Perhubungan dan Presiden, karena beliau menangkap keresahan masyarakat Aceh yang terpaksa ramai-ramai membuat paspor, justru untuk ke Jakarta.

Untunglah, hari ini berita baik sudah muncul. INACA atau Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia merespon keluhan masyarakat dengan menurunkan tarif tiket penerbangan, di antaranya untuk rute Jakarta-Surabaya, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Denpasar, dan Bandung-Denpasar, Adapun rute lainnya juga segera disesuaikan.

INACA berani mengambil langkah tersebut setelah mendapat komitmen positif dari pihak lain yang berkaitan dengan bisnis penerbangan seperti Angkasa Pura, AirNav, dan Pertamina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun