Puas. Itulah perasaan saya sehabis menonton 2 film nasional berturut-turut, di salah satu mal di Jakarta, Sabtu lalu. Kedua film tersebut, "Pendekar Tongkat Emas", serta "Supernova; Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh", sekali lagi membuktikan bahwa perfilman kita semakin maju. Banyak sutradara muda (Ifa Isfansyah untuk film Pendekar Tongkat Emas dan Rizal Mantovani untuk Supernova) berani menggarap tema diluar mainstream. Yang satu film drama silat dengan setting zaman dahulu kala, yang satu lagi film science fiction yang futuristik dengan menghadirkan tokoh virtual yang disebut Supernova.
Serial film Indonesia yang banyak dipuji di luar negeri, The Raid, sebetulnya juga memasukkan seni silat. Iko Uwais sebagai aktornya pada dasarnya adalah atlit silat. Namun Pendekar Tongkat Emas tak kalah hebatnya, meski tanpa pesilat asli. Mereka adalah aktor besar yang profesional mau belajar menguasai jurus-jurus silat. Bintang film sarat pengalaman Slamet Rahardjo dan Christine Hakim serta bintang pujaan masa kini Reza Rahadian dan Nicholas Saputra, tampil memukau. Sedangkan Supernova dibintangi aktor laris Herjunot Ali dan aktris Raline Shah.
Keindahan alam di Pulau Sumba tersaji sangat menawan di film Pendekar Tongkat Emas, serta kemegahan Pseudo Jakarta dengan tol laut di areal reklamasi juga tersaji luar biasa di film Supernova. Sepertinya kedua film tersebut seakan-akan berada pada dua kutub yang berbeda ekstrim, namun ternyata dibungkus oleh pesan moral yang sama. Bahwa si pengkhianat yang sudah menggenggam kekuasaan ( tokoh yang diperankan Reza sebagai murid perguruan silat paling senior yang dengan licik mengambil warisan tongkat emas padahal bukan haknya, dan tokoh yang diperankan Herjunot sebagai eksekutif tajir "menguasai" kekasihnya yang sebetulnya istri sah pria lain ) pada akhirnya akan kalah dalam arti apa yang diinginkannya lepas dari genggaman.
Dua-duanya film bagus. Namun sebagai penonton awam, menurut saya overall film Pendekar Tongkat Emas unggul tipis, karena di film Supernova ada beberapa dialog yang diulang-ulang, serta klimaks yang berkepanjangan. Sedangkan Pendekar Tongkat Emas, takarannya sangat pas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI