Menjadi aktivis dari suatu organisasi, ternyata menjadi rebutan banyak orang. Jangankan parpol seperti Golkar dan PPP yang punya 2 versi kepengurusan, organisasi para pengusaha seperti Kadin-pun juga beberapa kali diwarnai keributan setiap pemilihan pengurus baru. Baru saja HIPMI gagal memilih ketua umum baru dalam Munas ke XV di Bandung, kemaren. Tentu banyak keuntungan yang didapat pengurus, meski tanpa imbalan gaji, sehingga menjadi rebutan. Paling tidak akses ke penguasa makin gampang, atau memang sekadar menyalurkan hasrat menjadi tokoh populer.
Tapi, ada juga organisasi profesi yang jarang diwarnai keributan, dan pemilihan ketuanya selalu berlangsung mulus. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bisa menjadi contoh sebuah organisasi yang solid. Sementara itu organisasi advokat dan wartawan adalah contoh organisasi yang "berkembang" jadi beberapa versi.
Menarik juga, ternyata ada 3 organisasi profesi di negara kita yang mempunyai singkatan yang sama, yakni IAI. IAI menjadi wadah bagi para akuntan, para arsitek dan para apoteker. Sampai sekarang tidak ada yang mau merubah singkatan resmi mereka, dan masing-masing saling tidak merasa terganggu gara-gara hal tersebut. IAI apoteker merupakan yang tertua, berdiri 18 Juni 1955 dengan menyandang nama "Ikatan Apoteker", kemudian berganti nama lagi menjadi "Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia", sampai akhirnya sejak tahun 2009 menyandang nama Ikatan Apoteker Indonesia yang disingkat IAI. Adapun IAI versi akuntan berdiri tanggal 23 Desember 1957 yang sejak awal telah dinamakan IAI. Versi arsitek berdiri tanggal 17 September 1959, juga sejak awal memakai singkatan IAI.
Akuntan, arsitek, dan apoteker, bisa jadi profesi yang saling tidak terkait, sehingga antar mereka jarang bertemu langsung. Jadi, ada triple IAI, ya biarkan saja. Untungnya lagi semua IAI tersebut jarang diliput media, sehingga banyak yang tidak ngeh kita punya 3 IAI. Secara individu, banyak dari mereka yang populer dan menjadi tokoh publik, seperti Walikota Surabaya dan Bandung, Tri Rismaharini dan Ridwan Kamil (arsitek), Gubernur BI Agus Martowardoyo dan Menteri ESDM Sudirman (akuntan), sekadar untuk menyebut beberapa contoh. Namun, sebagai organisasi, IAI versi manapun memang kalah populer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI