Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Investigasi Sepatu Butut

28 Februari 2023   08:17 Diperbarui: 28 Februari 2023   08:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: dok. Pribadi)

INVESTIGASI wartawan tak hanya dilakukan untuk masalah besar saja. Tapi juga tentang hal sepele, seperti sepatu butut. Inilah yang dilakukan wartawan kantor berita terkemuka dunia, Reuters. Investigasi yang membuat Indonesia kecipratan apesnya.

Wartawan kantor berita asal Kanada yang berdomisili di Singapura, ini tertarik mengamati sepatu butut yang dibuang ke tong sampah. Sebelumnya pemerintah Singapura telah membuat kebijakan bahwa sepatu bekas tersebut akan didaurulang. Serpihannya akan digunakan untuk bahan material pembangunan sarana olahraga di sana.

Menurut SportSG, 10.000 kilogram sepatu butut itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur seperti Kallang Football Hub dan fasilitas olahraga yang sedang dibangun di Jurong Town.

Ada juga rencana untuk menggunakan butiran karet untuk jogging track, fitness corner, dan taman bermain di sekitar Singapura.
"SportSG berharap masyarakat dapat terus mendukung program yang 'penting dan bermakna' ini," tulis situs Singapura, Mothersip.sg.

Awalnya pemerintah Singapura menyerahkan proyek ini kepada Dow, and Sport Singapore (SportSG). Lalu disubkontrakkan kepada Alba-WH. Perusahaan ini kemudian menyerahkan ke perusahaan daur ulang Yok Impek. Dari sini kemudian dikirim ke fasilitas penggilingan BT Sports.

Namun, kemudian timbul kecurigaan, saat dipilah di Alba-WH, sepatu yang masih bagus diasingkan untuk dieskpor ke Indonesia. Untuk meyakinkan hal tersebut, wartawan Reuters yang mendapat bocoran lalu melakukan insvestigasi. Ia menempatkan pelacak di dalam 11 sepatu yang dijatuhkan di berbagai tempat daur ulang sepatu di sekitar Singapura antara 14 Juli hingga 9 September 2022.

Setelah enam bulan, dalam pelacakan ditemukan tiga pasang sepatu tersebut ada di pasar loak di Batam. Sebagai bukti, dua pasang Nike dan sepasang sepatu kets New Balance, dibeli dengan harga di bawah 30 dolar Singapura. Sedangkan empat pasang lainnya katanya di bagian Indonesia lainnya yang terlalu terpencil untuk dilacak.

Tim investigasi ini pun gagal melacak tiga pasangan karena sinyal terputus setelah sepatu sampai di Indonesia. Sedangkan
pasangan terakhir tampaknya tetap berada di Singapura, masih dapat dilacak, di perkebunan HDB 1,6 kilometer dari tempat mereka menjatuhkan sepatu.

Yang diherankan tim investigasi ini, mengapa sepatu tersebut bisa sampai di Indonesia. Padahal, setahu mereka, pemerintah Indonesia telah melarang impor pakaian bekas sejak 2015, dengan alasan masalah kesehatan. (irwan e siregar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun