Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menghirup Kenyamanan di Kebun Binatang Siantar

2 Februari 2023   20:56 Diperbarui: 2 Februari 2023   20:59 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: wisata edukasi sumut)

PEKIKAN orang utan, auman harimau, dan suara-suara binatang hutan lainnya sudah biasa didengar warga kota. Padahal letaknya jauh dari rimba raya.

Itulah yang menjadi satu di antara banyak lagi keunikan Kota Pematangsiantar. Suara-suara hewan tersebut kerap terdengar tak lain karena di sini ada kebun binatang. Terletak di jantung kota, di kawasan perumahaan elit yang didiami pejabat pemerintah dan pengusaha terkemuka. Seperti telah menyatu dengan kawasan sekitar, keberadaan kebun binatang ini membuat suasana di sana menjadi semakin asri, tenang, tenteram, dan bergengsi. Pohon-pohon tua yang besar, serta sungai kecil yang membelah di tengah tampak kian memperindah suasana.

Resmi dibuka pada 1936, kebun binatang ini yang berada di ketinggian 363 meter dari permukaan laut ini boleh dikatakan tetap eksis sampai sekarang. Bahkan, menurut Wikipedia, kebun binatang bernama Taman Hewan Pematangsiantar ( THPS) masih mempertahankan statusnya sebagai kebun binatang yang terlengkap dan terbaik di wilayah Sumatera Utara. Mengalahkan Medan.

Terletak di lahan seluas 4,5 hektare, THPS memiliki koleksi hewan terbilang lengkap. Ada koleksi sekitar 715 ekor hewan dari 183 spesies. Bahkan ada seekor buaya tua yang konon sudah ada di sana sejak kebun binatang dibuka untuk umum.

Sempat sekian lama tidak terurus, pada1996, kebun binatang  yang sebelumnya dikelola oleh Pemko Siantar diambil alih pengelolaannya oleh PT Unitwin Indonesia Medan. Sebuah perusahaan swasta milik seorang pengusaha dan pencinta lingkungan hidup, DR H Rahmat Shah.

Setelah ditangani swasta kebun binatang ini kembali semarak dengan suara-suara binatang yang riuh. Berkat usaha perawatan hewan yang cukup baik, THPS cukup berhasil dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga konservasi. Wikipedia menyebutkan kebun binatang ini sudah
dapat digolongkan sebagai salah satu kebun binatang yang terbaik di antara kebun binatang yang ada di Indonesia.

Untuk masuk ke dikenakan tarif Rp 30 ribu. Kalau liburan besar seperti hari raya dan tahun baru menjadi Rp 40 ribu.

Terhitung mahal, memang. Apalagi bagi wisatawan lokal yang dananya pas-pas. Tapi begitulah kondisinya. Sebab biaya pemeliharaan kebun binatang terhitung tidak sedikit.

Karena itu perlu kejelian pengelola untuk menghasilkan dana tanpa dibebankan kepada pengunjung. Misalnya pengelola bisa memelihara ayam kampung di koridor pekarangan yang cukup luas. Ayam dibiarkan bebas berkeliaran. Hasil telurnya bisa dijual dan dikembangbiakkan lagi. Selain ayam juga bisa dipelihara burung merpati. Dengan begitu bisa dibuat warung merpati dan ayam goreng yang spesifik di sini.

Saya dulu pernah ke kebun binatang di Bukittinggi, Sumatera Barat. Di sebuah tempat ada khusus untuk babi. Ini tentu menjadi tontonan baru bagi Orang Minang yang mayoritas muslim. Namun, ternak babi ini juga bisa dijadikan makanan binatang buas, sehingga akan mengurangi biaya makanan hewan. Semoga ini bisa menjadi masukan bagi pengelola kebun binatang siantar. (irwan e siregar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun