Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Ratna Sarumpaet yang Memalingkan Media dari Tragedi Palu-Donggala

3 Oktober 2018   12:24 Diperbarui: 3 Oktober 2018   12:36 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(www.viva.co.id: Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin hancur akibat gempa Palu )

Hingga kini tercatat lebih dari 1200 jiwa melayang akibat traged gempa dan tsunami yang menimpa saudara-saudari kita di Palu- Donggala dan beberapa daerah sekitar yang terkena dampak parah beberapa hari lalu.

Puluhan ribu jiwa harus mengungsi dari kediaman mereka akibat bangunan yang selama ini mereka tempat luluh lantah dan rata dengan tanah dan sebagian ditelan bumi.

Belum lagi jumlah jiwa yang harus mendapatkan perawatan akibat luka serius yang diderita ketika menyelamatkan diri saat gempa dan tsunami datang menghantam mereka.

Kondisi yang sangat menyayat jiwa tentunya ketika melihat beberapa keluarga menangis meronta-ronta mendapatkan anggota keluarga mereka sudah tidak bernyawa, anak-anak kecil menangis mencari sosok ayah dan ibu mereka yang hingga kini belum ditemukan dan kemungkinan sudah menjadi bagian dari mereka yang tidak bernyawa.

Sebagian dari korban yang selamat juga harus mendapatkan perawatan dan perhatian khusus akibat menderita trauma hebat yang dirasakan atas bencana ini.

Sungguh sangat memprihatinkan sekaligus menyedot perhatian seluruh elemen bangsa, masyarakat dari sabang sampai merauke, baik pemerintahan, swasta bahkan dari beberapa negara tentangga.

Bala bantuan berdatangan setiap hari dari beberapa daerah, perusahaan, pemerintah pusat dan menurut kabar yang beredar bahwa bantuan juga datang dari perorangan yang diketahui merupakan orang terkaya di RI hanya untuk meringankan beban rekan-rekan di Palu- Donggala dan sekitarnya. Pemerintah juga menyiapkan armada untuk mengangkut para korban dan keluarga korban secara gratis untuk mengungsi ke beberapa daerah disekitarnya yang lebih aman.

Namun ditengah tragedi yang menimpa saudara-saudari kita di Palu Donggala ini, muncul berita tentang penganiayaan yang melibatkan salah satu aktivis perempuan yang sangat vokal dalam menyuarakan aspirasi, Ratna Sarumpaet. Beberapa media dan stasiun televisi kemudian menyiarkan berita tentang musibah yang menimpa wanita yang sedang naik daun akibat termasuk dalam tim yang ikut mendeklarasikan #2019gantipresiden.

Apakah Media Salah? Tidak. Media tentunya mempunyai target yaitu bagaimana para pembaca dan pendengar dapat memilih saluran mereka untuk mengetahui lebih dalam.

Namun yang menjadi pertanyaan yang mungkin sedikit menggelitik adalah, pantaskah musibah ini terlalu "dibesar-besarkan"apalagi dikait-kaitkan dengan situasi politik mengingat Indonesia masih berduka atas Tragedi Gempa- Tsunami Palu -- Donggala?

(breakingnews.co.id/: saat Ratna berbincang dengan Ketua Umum Berindra)
(breakingnews.co.id/: saat Ratna berbincang dengan Ketua Umum Berindra)
Pamor Ratna Sarumpaet seolah-olah mampu memalingkan media dari 1200 lebih korban jiwa, ratusan ribu pengungsi yang hidupnya tidak menentu dan sementara berteduh di tenda darurat, korban yang dirawat dirumah sakit akibat terkena dampak gempa dan tsunami, mereka yang bersedih akibat kehilangan anak, istri, suami dan keluarga mereka serta ribuan rumah yang sekarang sudah rata dengan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun