Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Sulitnya Memutus Estafet Kemewahan Koruptor di Lapas Sukamiskin

17 September 2018   10:04 Diperbarui: 17 September 2018   17:38 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspeksi mendadak (sidak) silih berganti sering dilakukan di Lembaga Sukamiskin yang merupakan lapas yang dikhususkan bagi para koruptor, tetapi hingga saat ini masalah yang sama belum juga bisa dipatkan solusinya. 

Sidak yang dilakukan bahkan tak jarang diliput oleh media dan disiarkan kepada seluruh publik ternyata tetap tidak memberikan tamparan keras kepada Kemenkumham dalam hal pengelolaan Lapas Sukamiskin yang dikenal karena jual beli fasilitas yang dimanfaatkan oleh para koruptor. 

Lapas yang seharusnya menjadi tempat untuk memberikan efek jera kepada para koruptor setelah perbuatan mereka yang merugikan negara, justru tidak seperti bayangan masyarakat pada umumnya. 

Fasilitas yang dinikmati oleh beberapa koruptor sangat jauh dari kata memprihatinkan dan bahkan sangat mewah bak menginap di sebuah kamar hotel. Luas ruangan yang sering menjadi masalah karena (menurut cerita) sangat sempitpun ternyata hanya cerita bohong belaka.

AC, TV kabel, closet duduk, Sofa, tempat tidur empuk, dan beberapa peralatan lain menjadi bukti bagaimana mewahnya sel tahanan yang ditempati beberapa koruptor yang sedang menjalani masa tahanan di Lapas Sukamiskin.

Belum lagi menurut cerita banyak di antara mereka yang bebas menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi kepada keluarga bahkan menjalankan bisnis dari lapas. Ditambah fasilitas keluar-masuk lapas dengan tarif yang sudah ditentukan sesuai dengan lamanya waktu keluar. Luar biasa sekali.

detik.com: Sel Setya Novanto di Lapas Sukamiskin)
detik.com: Sel Setya Novanto di Lapas Sukamiskin)
Setya Novanto kembali menjadi perbincangan hangat di media beberapa hari terakhir ini tetapi bukan karena masalah korupsi E-KTP yang melibatkan dirinya, namun karena dia dipergoki oleh Ombudsman yang melalukan sidak langsung ke sel yang ditempati dan ditemukan bahwa sel mewah yang dia tempati masih sama dengan sel ketika dilakukan sidak sebelumnya. Novanto masih ditemui dalam sel yang masih mewah dan lebih luas dibanding dengan sel-sel lainnya. 

Kasus serupa memang sudah beberapa kali terjadi di Lapas Sukamiskin yang pernah meilbatkan nama-nama Luthfi Hasan Ishaaq, OC Kaligis, dan Nazaruddin. 

Pengungkapan media ke publik tentang beberapa sel mewah yang ditempati para koruptor kondang tersebut ternyata tidak membuat Kemenkumham yang dinahkodai Yasonna Laoly berbenah. Hingga kasus terakhir yang melibatkan Setya Novanto beberapa hari lalu.

(news.detik.com : Luthfi Hasan Ishaaq di Sel Mewahnya)
(news.detik.com : Luthfi Hasan Ishaaq di Sel Mewahnya)
Kemewahan yang didapati di Lapas Sukamiskin (sepertinya) memang sulit sekali dihapuskan. Buktinya tahun ke tahun masih terjadi hal yang sama yaitu para koruptor yang menikmati kemewahan fasilitas di dalam sel mereka. 

Oknum-oknum yang terlibat dalam koruptor memang pada umunya berasal dari kalangan orang penting di negeri ini seperti pejabat tinggi negara, pengusaha besar, para petinggi partai politik serta orang-orang berpengaruh lainnya. Sehingga melalui relasi, kekayaan, dan jaringan yang sudah mereka miliki selama ini sangat memungkinkan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan sekalipun sedang dalam lapas. 

Pimpinan lapas beserta jajarannya juga hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kelemahan sebagaimana manusia pada umumnya. Dengan iming-iming finansial ataupun sogokan lainnya, mereka juga bisa goyah dan pada akhirnya keluar dari aturan yang ada serta memberikan keleluasaan bagi para koruptor yang sedang menjalani masa penahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun