Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahaya Mengintai di Balik Aksi Bus Naik dan Turunkan Penumpang di Tol

22 Juli 2018   16:29 Diperbarui: 23 Juli 2018   11:48 2025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi menghukum sopir yang menurunkan penumpang di jalan tol| Sumber: kompas.com

Seketika salah satu bus dihadapan mobil saya mendadak berhenti yang memaksa saya harus menginjak dalam-dalam pedal rem agar menghindarkan terjadinya kecelakaan hebat yang melibatkan bus di depan saya dan beberapa mobil di belakang yang satu jalur dengan saya.

Anda bisa bayangkan bagaimana paniknya saya pada saat itu dengan kecepatan minimal orang berkendara di jalan tol antara 60-80 km/jam. Kondisi yang benar-benar membuat kaget karena memang jalan tol didesain untuk kendaraan bebas hambatan alias dilarang berhenti, bahkan untuk kecepatannya pun mempunyai ambang batas minimal sesuai aturan yang berlaku. Sehingga setiap orang pasti berpikiran yang sama bahwa setiap kendaraan yang melintas di tol tidak akan berhenti kecuali terjadi kecelakaan atau ada kemacetan panjang.

Bus itu berhenti di bahu jalan dan beberapa saat kemudian beberapa pria dan wanita yang menumpang menuruni bus dan sekejap mengilang setelah melompati pagar pembatas tol. Kemudian setelah pintu bus ditutup, sang sopir kembali menggeber kendaraannya melaju ke arah tujuan akhirnya.

(ilustrasi: poskotanews.com)
(ilustrasi: poskotanews.com)
Apakah bus itu masih menurunkan penumpang di jalan?

Saya tidak tahu, tapi kemungkinannya iya karena pemandangan itu merupakan pemandangan yang biasa kita lihat di jalan raya di mana terdapat beberapa titik di sepanjang jalan tol yang menjadi titik pemberhentian bus dan beberapa penumpang memang sudah menunggu disana.

Sadarkah para penumpang dan para pengendara bus akan setiap kemungkinan yang bisa timbul dengan perilaku itu? Mungkin mereka tahu tapi tidak peduli? Entahlah..., tapi saya melihatnya sebagai sesuatu yang sangat berbahaya dan perlu ada perhatian dan peringatan khusus dari pihak yang berwenang.

Kebiasaan menaikkan dan menurunkan penumpang dijalan tol merupakan perbuatan yang sangat berbahaya. Ketika setiap pengendara sudah mempunyai pemikiran bahwa setiap kendaraan tidak akan berhenti di jalan tol, maka selain ada kecelakaan dan kemacetan mereka tidak akan berpikir akan ada kendaraan yang berhenti secara tiba-tiba. 

Sehingga ketika sebuah bus berhenti tiba-tiba bisa dengan seketika menyebabkan tabrakan beruntun yang sangat fatal yang menimbulkan nyawa melayang. Kita bisa bayangkan bagaimana benturan yang terjadi ketika melaju dengan kecepatan 60-80 km/jam, apalagi kalau kecepatannya lebih.

Jika kendaraan di belakang bus itu tiba-tiba ikut berhenti juga sering kali tidak siap mengerem dan segera berhenti, atau beberapa memilih untuk menghindar yang berakibat menabrak kendaraan disebelahnya sehingga menyebabkan tabrakan beruntun yang lebih banyak lagi.

(Kecelakaan di Tol Jakarta-Merak (foto:Ridho/Sindonews)
(Kecelakaan di Tol Jakarta-Merak (foto:Ridho/Sindonews)
Disamping kecelakaan beruntun, nyawa para penumpang yang naik dan turun juga sangat terancam dengan perilaku naik-turun di jalan tol ini. Dengan kecepatan tinggi setiap kendaraan yang melaju, maka hampir dipastikan bila ada penumpang yang tersenggol saja maka bisa mengakibatkan cedera yang sangat serius.

Sehingga kita sebagai penumpang harus lebih sadar akan bahaya yang bisa ditimbulkan dengan naik dan turun di bahu jalan tol. Tidak hanya membahayakan di penumpang tapi bisa mengakibatkan bahaya yang lebih besar lagi dan mengancam keselamatan banyak orang. 

Beberapa penumpang memang memutuskan cara yang berisiko ini guna menghemat waktu dari pada harus datang ke terminal bus yang sebenarnya. Tetapi kita harus kembali berpikir akan bahaya yang bisa terjadi atas perilaku kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun