Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Otomasi, Teknologi Tinggi Pengganti Peran Manusia?

21 Maret 2018   17:51 Diperbarui: 21 Maret 2018   18:23 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak bisa dipungkiri lagi hampir seluruh industri kelas menengah keatas yang ada di seluruh dunia sudah menggunakan teknologi otomasi untuk proses yang ada di workshop mereka saat ini. Di Indonesia sendiri penggunaan teknologi otomasi sudah bertumbuh pesat yang dapat terlihat pada industri-industri yang ada di Indonesia sebagian besar sudah beralih kepada mesin, peralatan, dan alat bantu berteknologi tinggi otomasi. 

Hampir seluruh industri sudah melakukan pengalihan peralatan mereka yang dulunya menggunakan proses secara konvensional menjadi peralatan yang sudah diotomasi. Hal ini merupakan salah satu respon dari para investor dan pelaku industri untuk mengikuti tingginya permintaan dan meningkatkan layanan kepada kostumer agar mampu bersaing dengan kompetitor di bidang yang sama.

Hal inilah yang akhir-akhir ini memunculkan banyak perdebatan dikalangan asosiasi buruh, pemerintah, pengusaha dan pihak-pihak yang berkepentingan. Banyak pihak yang kemudian mengkhawatirkan kemajuan teknologi otomasi berkembang pesat saat ini akan mempengaruhi penyerapan dan penggunaan manusia sebagai tenaga kerja. 

Beberapa pakar bahkan memberikan analisis terkait kondisi ini yang kemudian memunculkan anggapan di kalangan asosiasi tenaga kerja termasuk buruh bahwa beberapa tahun kedepan keberadaan mereka tidak akan diperlukan lagi di industri karena sudah ada teknologi otomasi berbasis robotika.

Benarkah demikian?

Mari melihat sejenak kemajuan teknologi yang sudah digunakan oleh industri-industri terkemuka di Indonesia. Untuk Proses manufaktur yang dulunya banyak menggunakan jasa manusia sebagai operator yang bekerja secara estafet satu sama lain, kini sudah menggunakan peralatan yang terintegrasi dan terstruktur mulai dari datangnya bahan baku, proses manufaktur hingga menjadi barang jadi tanpa ada sentuhan manusia. 

Hanya beberapa pegawai yang dibutuhkan untuk melakukan monitoring terhadap semua proses yang dilakukan oleh mesin proses untuk menghindari adanya alarm, mesin yang tiba-tiba shut down, mengganti parameter atau mencegah adanya peralatan yang tidak beroperasi sesuai dengan fungsinya. Sehingga peran manusia dalam suatu proses produksi benar-benar diminimalisir dalam perusahaan ataupun workshop.

Diisisi lain, dengan adanya peralatan yang sudah terintegrasi dan otomasi, jumlah produk yang akan dihasilkan juga dapat ditentukan dengan pasti sesuai dengan yang direncanakan karena yang bekerja adalah mesin bukan manusia. Bila permintaan besar, maka kapasitas mesin juga bisa ditingkatkan demikian juga sebaliknya. 

Berbicara mengenai akurasi juga pasti mesin akan lebih unggul dibanding dengan menggunakan tenaga manusia. Semisal jika kita menggunakan sebuah mesin untuk membuat 100 produk, maka hasilnya bisa sama keseluruhan dari segi dimensi, massa dan parameter lainnya. Namun jika menggunakan tenaga manusia tidak akan mungkin mendapat hasil seakurat dengan mesin yang berbasis robotika. Hal ini lah yang salah satunya kemudian membuat industri-industri segera beralih kepada otomasi.

Sekalipun terlihat sangat menguntungkan,tetapi penggunaan teknologi tinggi otomasi bukanlah hal yang murah karena harus industri atau perusahaan harus menginvestasikan dana yang sangat besar agar sistem yang diharapkan dapat berjalan dan terintegrasi dengan baik. Namun hal itu tidaklah menjadi masalah bagi beberapa pengusaha dengan pertimbangan jangka panjang. 

Sementara apabila menggunakan jasa manusia maaih banyak pertimbangan yang akan diberikan mengingat manusia bisa saja tidak bertahan lama di perusahaan tersebut sementara pihak perusahaan juga harus secara periodik harus mengupdate skill mereka seiring perkembangan teknologi, sementara mesin hanya diupgrade secara system dan program saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun