Mohon tunggu...
irvan anggara putra
irvan anggara putra Mohon Tunggu... Freelancer - Cita2 merupakan manifestasi ide dan tindakan, apabila hanya sekedar ide maka itu merupakan angan-angan.

Memberikan kebermanfaatan dan kebaikan bagi masyarakat adalah hal yang wajib.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup?

7 Januari 2020   09:56 Diperbarui: 7 Januari 2020   10:01 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berangkat dari saya membaca novel TAIKO VOL 1 hal. 90

Seseorang samurai tidak hidup sekedar mengisi perut, dia bukan budak makanan, dia hidup untuk memenuhi kewajiban dan pengabdian. Makanan hanyalah tambahan, sebuah berkah dari surga. Jangan menjadi laki-laki yang terlalu sibuk mencari makan, menghabiskan hidupnya dalam kebimbangan.

Penulis mulai tergelitik dengan pertanyaan, manusia hidup untuk makan atau makan untuk hidup ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka terdapat beberapa variabel yang mesti dijawab.

1. Kedudukan makan untuk manusia.

Makan ditinjau dari segi terminologis memiliki makna 1. memasukkan makanan pokok ke dl mulut serta mengunyah dan menelannya; 2. memasukkan sesuatu ke dl mulut, kemudian mengunyah dan menelannya; 

Dapat disimpulkan sementara bahwa makan merupakan aktivitas memasukkan sesuatu (makanan) ke dalam tubuh.

Kenapa manusia butuh makan ? Beberapa orang mengatakan makan untuk menikmati hidup, agar tidak lapar, sedangkan yang lain mengatakan makan agar memperoleh energi.

Untuk mengetahuinya maka harus memahami unsur manusia.

Manusia terdiri dari unsur biologis dan Non biologis. Unsur biologis ; jantung, otak, ginjal, dsb, Unsur Non biologis ; kemampuan berpikir, dan ruh. Keduanya saling melengkapi.

Agar unsur biologis mampu bekerja secara optimal, maka ia harus memenuhi syarat tertentu. Misal ; Jantung agar mampu memompa darah secara optimal, harus memiliki jantung yang sehat, dan ada suplay energi. Manusia agar mampu berpikir secara optimal, harus memiliki ilmu, tenaga dan kehendak. Dan seterusnya. Apabila kurang energi atau tenaga akibatnya bekerja-nya organ biologis dan non biologis pasti berkurang, tapi tidak sampai mengakibatkan kematian selama energi / tenaganya tidak habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun