Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengonsumsi Kentang yang Telah Bertunas, Amankah?

16 Maret 2022   14:48 Diperbarui: 4 Mei 2022   22:14 5364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kentang yang segar tak bertunas atau berwarna hijau. (Sumber: Lars Blankers/Unsplash)

Siapa yang tak mengenal kentang? Sayuran bernama latin Solanum tuberosum itu bisa diolah beragam cara, mulai digoreng sampai dibuat mashed. Kentang juga kaya serat, vitamin, dan mineral.

Sayangnya, kentang bukan jenis sayuran yang tahan disimpan lama-lama. Selain itu, kentang juga butuh metode penyimpanan yang tepat. 

Mungkin Anda sering menemukan kentang yang disimpan ternyata sudah mulai bertunas. Mulai tumbuh akar-akar kecil. Biasanya, ketika sudah bertunas seperti, kentang tak lagi terasa keras, melainkan agak lunak. Lalu, ketika dikupas, kulitnya tak lagi terasa crispy, keriput pula.

Kalau sudah menemukan kentang dalam kondisi seperti itu, biasanya saya akan memeriksa terlebih dahulu, apakah tunasnya banyak, di berbagai tempat.

Kalau hanya ada di satu titik, maka potong saja bagian kentang yang bertunas itu. Potong sekira 1 atau 2 cm di bagian daging yang bertunas.

Kalau sudah terlalu banyak, maka tak ada gunanya dipotong-potong. Sebab, tak ada lagi kentang yang tersisa untuk diolah. Yang saya lakukan paling membuangnya ke tempat sampah atau melemparnya ke halaman, barangkali bisa tumbuh.

Kadang saya ragu juga untuk menyantap kentang yang sudah bertunas seperti itu, meski hanya sedikit.

Kebanyakan kentang sangat aman untuk disantap, meski demikian kentang memiliki racun alami, yang jika jumlahnya banyak, bisa membuat Anda sakit jika mengonsumsinya. Itu yang saya baca.

Menurut Lauren Harris-Pincus, penulis "The Everything Easy Pre-Diabetes Cookbook" dan "The Protein-Packed Breakfast Club", kentang mengadung dua jenis glycoalkaloid, di mana keduanya adalah racun alami, yaitu solanine dan chaconine.

Kentang yang sudah bertunas rada bahaya jika dikonsumsi. (Sumber: Qunki Online)
Kentang yang sudah bertunas rada bahaya jika dikonsumsi. (Sumber: Qunki Online)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun