Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Sambalku Sayang, Perutku Malang

6 November 2021   08:07 Diperbarui: 11 November 2021   12:45 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam goreng paling nikmat ketika disantap dengan sambal. (Sumber: Bintang Galaxy/Pixabay)

Ada yang suka sambal? Atau harus mundur diri dari menyantap sambal gara-gara perut tak kuat lagi? Terus terang, saya adalah penyuka sambal. Saat ini, saya sedang tergila-gila pada sambal hijau (atau sambal ijo?) dari restoran padang.

Wah, sudah berbulan-bulan menyantap sambal itu. Belum bosan juga. Biasanya, kalau saya sedang menyukai satu jenis santapan, maka bisa awet lamanya. Tidak jelas kapan saya akan bosan pada yang namanya sambal hijau.

Sejatinya, saya bukan penggemar sambal sejak awal. Hingga kelar kuliah, saya sama sekali tidak menyukai sambal. Diberi cabai sedikit saja itu sambal, saya akan kepedasan tak karuan. Benar-benar tak tahan.

Setelah mulai kerja, barulah indra perasa di lidah mulai terbiasa dengan yang namanya sambal. Masih kepedasan, namun mulai kebal. Kini, indra perasa di lidah saya benar-benar sudah "kapalan". Makan sambal pedas sama sekali tidak masalah.

Saya pernah membaca, jika pencernaan ingin lancar, maka santaplah cabai atau dalam hal ini sambal. Sebab, menurut salah satu artikel dari Kumparan Food, cabai dapat memproduksi cairan pencernaan, serta membantu mengantarkan enzim pencernaan ke lambung.

Sangat ilmiah. Pendeknya, cabai itu banyak manfaatnya ketimbang mudaratnya. Namun, segala sesuatu yang dikonsumsi secara berlebihan akan berakibat buruk. Cabai, atau sambal, juga demikian.

Beruntunglah Indonesia memiliki beragam jenis sambal. Entahlah berapa ribu jenis yang ada di negara kita ini. 

Tiap daerah memiliki jenis sambal tersendiri, bahkan tiap rumah punya signature sambal, alias ciri khas sambal. Karena itu, saya tidak akan bicara soal sambal dari daerah tertentu, melainkan yang ada di sekitar saya, yaitu di warung makan.

Dulu, ketika saya masih kerja, saya sempat kepincut sama yang namanya ayam goreng yang dijual di warung tenda seberang kantor. Yang membuat saya tergila-gila sebenarnya bukan ayamnya, melainkan sambal yang menjadi pelengkap.

Saya ingat, selama satu pekan di kantor, menu makan malam saya adalah ayam goreng dengan sambalnya yang khas. Sambal bikinan warung tenda itu adalah sambal terasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun