Mohon tunggu...
Irtahat Isyaty
Irtahat Isyaty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Assessment" sebagai Penentu Kemandirian Individu

16 Oktober 2018   22:35 Diperbarui: 17 Oktober 2018   21:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi bagian dari individu (siswa) adalah sebuah keharusan bagi seorang pendidik. Entah itu kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran atau guru bimbingan konseling yang notabennya sebagai orang tua siswa di sekolah. 

Pentingnya pemahaman mengenai kondisi siswa menjadikan seorang pendidik sebagai tokoh sentral di setiap kegiatan yang berhubungan dengan siswa di sekolah. Seorang pendidik dibebani dengan pengetahuan mereka terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan sebuah program yang telah mereka buat melalui assessment atau penilaian. Namun, dalam kesempatan kali ini penulis ingin sedikit membahas mengenai assessment dalam program bimbingan konseling di sekolah.

Dalam konteks bimbingan konseling, assessment yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor  sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/berlangsung (Ratna Widiastuti, 2010). 

Assessment dapat digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan atau yang telah dilakukan. Assessment sangat diperlukan karena assessment merupakan alat utama untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian (Jumadi Tuasikal, 2015).

Sesuai dengan pengertian assessment berdasarkan konteks bimbingan konseling diatas dapat diketahui bahwa seorang konselor harus mampu  mengukur seberapa jauh kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh klien (konseli) dalam memecahkan sebuah masalah. Hal ini cukup rumit, karena setiap individu pasti memiliki permasalahan yang berbeda dan proses yang dilalui pun tak sama. 

Lalu, bagaimana seorang konselor bisa dikatakan berhasil dalam kegiatan assessment terhadap konselinya? Seorang konselor bisa dikatakan berhasil apabila konselor mampu menemukan perbedaan yang ada pada diri konseli berkaitan dengan perubahan apa yang telah dilakukan seperti kemampuan/kompetensi yang dimiliki oleh konseli dalam memecahkan masalah. Dengan demikian individu akan lebih mandiri untuk mencari jalan keluar atau solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun