Seorang remaja  yang didampingi Ibunya suatu ketika datang ke ruang praktik saya dengan keluhan mual, muntah, lemas, tidak ada nafsu makan. Keluhan terutama dirasakan pagi hari. Persangkaan saya awalnya keluhan ini adalah karena gangguan lambung. Tetapi, setelah pemeriksaan lebih lanjut, dugaan atau asumsi saya jauh dari itu.
Pada pemeriksaan fisik saya lihat ada tanda-tanda yang khas untuk kehamilan, fundus uteri (rahim) juga teraba membesar. Hhmmm, Agak ragu dan setengah berbisik saya kemudian bertanya," Apakah dia sudah berkeluarga?Â
"Belum," jawabnya juga agak pelan dan ragu.Â
"Lalu, apa anda terlambat datang bulan?"
"Ya," ujarnya sambil mengangguk dengan wajah agak pucat.
Ketika saya tanya, Â "Apa anda sudah pernah berhubungan?"
Dia menjawab tidak pernahÂ
"Tidak pernah, kok anda bisa terlambat datang bulan dan kelihatannya anda hamil?"
"Haaah, masak dokter?" ujarnya seperti tidak percaya.
Akhirnya, pasien saya rujuk ke dokter spelsilis kandungan yang praktik di sebelah kamar saya. Dari hasil USG yang dilakukannya pasien memang hamil.
Cukup sering saya menerima  kasus seperti di atas, pasien tidak mengaku bahwa pernah berhubungan sementara dia jelas hamil. Dengan kata lain pasien bohong, sayangnya bohongnya pasien pada kasus ini tidak masuk akal dan seorang dokter tidak akan mudah percaya.