Mohon tunggu...
Irsan Maulana
Irsan Maulana Mohon Tunggu... Founder Furtik

Pegiat Literasi Digital lewat Komunitas Relawan TIK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hoho Alkaf : Perjalanan Seorang Kepala Desa dengan Tato, yang Membuktikan Kepemimpinan Sejati Berasal dari Hati

25 Juli 2025   20:50 Diperbarui: 25 Juli 2025   21:49 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kades Hoho Alkaf Nyentrik

Dari Perjalanan Hidup yang Penuh Tantangan Hingga Menjadi Kepala Desa Viral, Hoho Alkaf Membawa Harapan Baru untuk Desa Purwasaba

Di sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ada seorang kepala desa yang menjadi sorotan publik---Hoho Alkaf. Tidak seperti kebanyakan kepala desa lainnya, Hoho dikenal oleh banyak orang karena penampilannya yang unik, dengan tubuh penuh tato. Namun, di balik gambar-gambar tinta yang menghiasi tubuhnya, tersembunyi sebuah kisah perjuangan hidup yang luar biasa dan kepemimpinan yang peduli terhadap masyarakat.

Dari Masa Muda yang Penuh Perjuangan Hoho Alkaf, yang lahir dengan nama Welas Yuni Nugroho pada tahun 1980, berasal dari keluarga sederhana di Purwasaba. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang keras. Ayahnya bekerja sebagai petani, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang mengurus keluarga dengan penuh kasih sayang. Namun, meskipun mereka hidup dalam keterbatasan, keluarga Hoho selalu mengajarkan pentingnya kerja keras dan ketekunan.

Masa muda Hoho tidak mudah. Setelah tamat SMA, ia merantau ke Jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di kota besar itu, Hoho bekerja serabutan. Mulai dari menjadi buruh pabrik, sopir taksi, hingga menjadi pelayan restoran, ia merasakan berbagai pekerjaan berat demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun, pengalaman di Jakarta itu bukan hanya mengajarkan tentang kerasnya hidup, tetapi juga membentuk karakter Hoho yang tangguh dan tidak mudah menyerah.

"Di Jakarta saya belajar banyak tentang hidup. Kehidupan di sana keras, tetapi saya tahu bahwa setiap usaha pasti ada hasilnya. Saya merasa ini adalah cara hidup saya untuk bertahan," kenangnya.

Di tengah-tengah hiruk-pikuk Jakarta, Hoho juga mulai menemukan minatnya dalam dunia seni tubuh. Ia mulai tertarik pada tato, yang baginya bukan sekadar gambar atau simbol, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang penuh cerita. Setiap tato yang ia buat di tubuhnya memiliki makna dan sejarah yang mengingatkan dirinya akan perjalanan panjang yang telah ditempuh.

sumber : Kades Hoho Alkaf tato
sumber : Kades Hoho Alkaf tato

"Tato itu bukan hanya untuk dilihat orang, tapi lebih kepada mengenang setiap fase hidup saya. Setiap gambar memiliki cerita tersendiri, tentang perjuangan dan tantangan yang saya hadapi," ungkapnya.

Keinginan untuk Berubah dan Membantu Masyarakat Setelah lebih dari sepuluh tahun merantau, Hoho memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Purwasaba. Ia merasa bahwa waktunya untuk memberikan sesuatu yang berarti bagi desanya sudah tiba. Kembali ke desa bukanlah hal yang mudah. Ia datang dengan tangan kosong, tanpa banyak harta, dan hanya membawa pengalaman hidup yang ia peroleh selama merantau.

"Waktu saya kembali, saya merasa seperti orang asing di desa saya sendiri. Banyak hal yang tidak berkembang, dan banyak masalah yang belum terpecahkan. Tapi saya tahu bahwa kalau saya tidak mulai bergerak, siapa lagi yang akan membantu desa ini?" ujar Hoho dengan tekad bulat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun