Mohon tunggu...
Irpan Zikamcutuuii
Irpan Zikamcutuuii Mohon Tunggu... Foto/Videografer - NIM = 3130020018

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Perkembangan, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

31 Oktober 2020   18:17 Diperbarui: 31 Oktober 2020   18:27 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Halo, saya IRFAN dari UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah berkembang, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia di negeri kita ini. langsung saja tanpa panjang lebar. Berikut saya jabarkan


SEJARAH BAHASA


Rumpun bahasa di dunia sendiri sangat banyak dan asalnya pun berbeda-beda antara lain seperti
-Indogerman yang berasal dari Eropa
-Semit (Ibrani) berasal dari Wilayah timur tengah atau bangsa Arab
-Altai (turki) dari Jepang, dan
-Austronesia dari daerah Asia sekaligus cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia

Subrumpun Bahasa Austronesia terpecah lagi menjadi
1.Bahasa Austronesia Timur / Ocenia dan bercabang menjadi 3 yaitu Bahasa POLINESIA,MELANESIA, DAN MIKRONESIA.


2.Bahasa Austronesia Barat / Nusantara dan berkembang menjadi berbagai variasi bahasa yang juga digunakan sebagai ciri khas tiap daerah seperti : Bahasa Formasa, Tagalog, Jawa, Dayak, Bali, dan Melayu sebagai pelaku utamanya.
Bahasa melayu sendiri sudah dikenal oleh penduduk darah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa melayu.

PERISTIWA PERTUMBUHAN BAHASA INDONESIA


Melalui banyak faktor dan latar belakang dari :
-Ejaan Van Ophyusen, yaitu menggunakan huruf latin dan bunyi yang mirip tuturan belanda seperti :
*Huruf 'j' untuk menuliskan bunyi 'y' seperti kata 'sajang' yang sekarang adalah sayang, dll
*Huruf 'oe' untuk menuliskan bunyi 'u' seperti 'soeka' yang sekarang adalah suka

-Peristiwa sumpah pemuda 1928 . penyebutan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tercantum pada salah satu bait teks pada peristiwa ini yaitu "kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia

-Kongres bahasa Indonesia I di Solo 1938 .  di kongres ini diputuskan tidak ada perubahan ejaan sampai diadakannya rapat kongres selanjutnya , dengan tetap menggunakan ejaan van ophyusen

-Peresmian Bahasa Indonesia Sebagai B. Persatuan 18 Agustus 1945 . Hari ini sekaligus hari dilaksanakannya sidang PPKI dan mengesahkan UUD1945

-Ejaan Republik / Soewandi . Ejaan ini muncul untuk menggantikan dan memperbaiki ejaan van ophyusen yang sebelumnya ada . antara lain sbb :
*Penggantian tanda diakritik koma ( ' ) atas untuk pelafalan hamzah / bunyi sentak menjadi k. Contohnya seperti (bapa') menjadi (bapak) , (rusa') menjadi (rusak) dsb.
*Tambahan angka 2 untuk pelafalan kata berulang sama seperti contoh 'ber-sama2' , 'hati2' . dsb
*Tambahan kata di- pada kata depan untuk pendamping kalimat yang merujuk pada suatu informasi
-Kongres bahasa Indonesia II , Medan 1954 . Di kongres ke dua ini merupakan peristiwa yang menyangkut bukan hanya para ahli bahasa namun juga masyarakat luas. Tujuan kongres ini tak lain hal untuk meninjau kedudukan dan kegunaan bahasa Indonesia dalam segenap lapangan hidup, baik sebagai bahasa pergaulan, juga untuk ilmu pengetahuan.
-Rancangan ejaan pembaharuan 1956
-Rancangan ejaan Melindo (MELAYU-INDONESIA) 1961 . Rancangan ini melibatkan kerjasama antara Indoneisa dan negara Malaysia dengan rumpun bahasa melayunya, tetapi perkembangan hubungan politik yang kurang baik antar 2 negara saat itu, ejaan kembali gagal diberlakukan.
-Rancangan ejaan Lembaga Bahasa Kesusastraan (LBK) 1966 . Sempat menjadi pusat penyusun ejaan bahasa, namun sayang rancangan ini gagal kembali karena mendpat pertentangan dari berbagai pihak masyarakat.
-Penyempurnaan ejaan(EYD) 17 Agustus 1972 . Presiden RI ke-2 akhirnya meresmikan ejaan bahasa Indonesia bersamaan dengan diterbitkannya Menteri pendidikan dan kebudayaan 0543a/U/1987 dan berlaku hingga saat ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun