Alkisah pada zaman nabi Sulaiman, suatu saat Nabi yang juga seorang Raja ini sedang mengadakan penggalangan dana. Rakyat pun berpartisipasi, dan tidak hanya manusia, hewan-hewan pun turut menyumbang. Ada Gajah menyumbangkan kambing, Kambing menyumbangkan ayam, ayam menyumbangkan belalang dan belalang menyumbangkan semut. Melihat belalang yang menyumbang semut, Gajah meledek "Hai belalang, buat apa kau menyumbangkan semut, gak ada gunanya."
Perkataan ini terdengar oleh Nabi Sulaiman, beliaupun berkata "gajah menyumbang kambing itu wajar, karena gajah besar sumbanganyan pun ikut besar. Sedangkan belalang menyumbang semut itu pun wajar karena belalang kecil sumbangannya pun kecil. Yang tidak wajar itu gajah menyumbang semut, belalang menyumbang kambing."
Mari kita lihat cerita ini dengan sudut pandang agak beda. Kita hubungkan dengan perihal bencana di Garut dan Sumedang khususnya. Seperti kita ketahui, telah terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor di dua Kabupaten tanah Parahiangan ini. Korbannya pun banyak, baik korban harta maupun korban jiwa.
Alhamduillah, masyarakat merespon cepat, dalam hitungan jam, sumbangan-sumbangan dalam berbagai bentuk bisa terkumpul. Baik secara perorangan maupun institusi perusahaan. Bahkan BUMN-BUMN besar pun turun. Kita tentunya sangat mensyukuri hal ini.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor ini, dugaan sementara penyebabnya adalah rusaknya kondisi alam di daerah hulu sungai Cimanuk untuk di Garut, dan rusaknya kondisi alam di kawasan perbukitan di Sumedang.
Dalam merespon terhadap bencana ini, ada baiknya kita melakukan 2 jenis tindakan, yakni tindakan jangka pendek dan tindakan jangka panjang. Tindakan jangka pendeknya, tentunya dengan mengumpulkan berbagai sumbangan yang dibutuhkan. Adapun tindakan jangka panjangnya adalah mencegah terjadinya kerusakan alam lebih lanjut dan mengadakan usaha-usaha pemulihan kondisi alam yang telah terlanjur rusak.
Sedikit kembali ke kisah sumbangan Gajah dan Belalang, dalam hal tindakan jangka pendek dengan mengumpulkan sumbangan, hal ini bisa dilakukan oleh siapa saja, baik "Gajah" maupun "Belalang". Namun untuk tindakan jangka panjang, untuk mencegah perusakan alam lebih jauh, hal ini membutuhkan peran para "Gajah" yang lebih mempunyai kekuatan.
Karena sudah jadi rahasia umum, bahwa kerusakan alam yang timbul di daerah Garut dan Subang ini adalah akibat proses eksploitasi alam yang tidak memperhatikan lingkungan. Hal ini bisa dicegah dengan tindakan formal berupa pembuatan aturan-aturan, dan tindakan informal berupa tindakan pencegahan langsung dilapangan. Yang kedua tindakan ini hanya bisa dilakukan oleh para "Gajah" ^_^.
Oleh karena itu, kepada para "Gajah", kami mohon untuk memberikan "Sumbangan Level Gajah" yang tidak hanya berupa uang, selimut dan makanan. Lebih dari itu, sangat dibutuhkan sumbangan level gajah, yang lebih berdampak jangka panjang yang memulihkan kondisi lingkungan.
Hatur nuhun...
aa_irpan