Oh ya, susu juga dapat melarutkan lapisan enterik obat lebih cepat. Lapisan enterik pada obat sebetulnya untuk mengatur agar obat hancur dan diserap di usus. Tapi kalau keburu rusak duluan di perut, dapat berisiko menimbulkan sakit perut. Untungnya waktu itu saya tidak sampai sakit perut ya.
Jeruk Bali Merah (Grapefruit)
Pembaca sekalian mungkin ada yang suka makan Jeruk Bali? Tahukah bahwa Jeruk Bali punya interaksi dengan beberapa obat?
Terhadap obat golongan statin (penurun kolesterol) seperti Simvastatin, Lovastatin kandungan Furanokumarin dalam Jeruk Bali dapat menghambat kerja enzim CYP3A4.Â
Enzim ini berfungsi untuk memecah obat dalam darah, supaya bisa dikeluarkan dari tubuh. Apabila pemecahan (metabolisme) obat terganggu, maka kadar obat dalam darah akan terus meningkat dan bisa menimbulkan efek toksik pada tubuh.
Berbeda dengan obat golongan Statin, Grapefruit ternyata punya interaksi yang berlawanan terhadap Fexofenadine (anti alergi).
Agar dapat bekerja dengan baik, obat perlu diedarkan oleh transporter menuju sel tubuh untuk diserap. Nah, Grapefruit ini justru akan mem-block si transporter sehingga menurunkan jumlah Fexofenadine dalam tubuh. Jika kadar obat dalam tubuh tidak adekuat, maka efek terapi tidak tercapai.
Meski demikian, interaksi yang terjadi bisa dipengaruhi oleh banyaknya Grapefruit yang dikonsumsi dan respon tubuh masing-masing orang. Oleh sebab itu ketika pasien menggunakan obat-obat ini, sebaiknya hindari mengkonsumsi Grapefruit ya!
Sayuran tinggi Vitamin K
Vitamin K berfungsi sebagai faktor pembekuan darah untuk menghentikan perdarahan. Beberapa contoh sayuran yang banyak mengandung Vitamin K antara lain brokoli, bayam, asparagus, kale, dan lainnya.