Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menerima Vaksin Covid-19

15 Januari 2021   18:08 Diperbarui: 16 Januari 2021   09:38 2400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari, 13 Januari 2021 lalu, saya agak kaget bercampur heran ketika menerima SMS di ponsel, yang menginformasikan bahwa saya terdaftar sebagai calon penerima vaksin Covid-19 tahap 1. Saya diminta melakukan registrasi ulang pada website pedulilindungi.id di hari yang sama.

Sejujurnya saya merasa agak ragu apakah SMS tersebut betulan atau cuma hoax. Jadi saya coba kroscek sana-sini dan ternyata memang betul adanya. Tenaga kesehatan termasuk kelompok penerima vaksin tahap 1 dan akan menerima blast SMS dari Kementerian Kesehatan mulai tanggal 13 Januari 2021. No KTP saya juga tedaftar setelah dikroscek ke website di atas.

Jujur saya merasa beruntung mendapat kesempatan bisa divaksinasi pada gelombang pertama. Namun sayangnya, keluarga inti saya yang lain tidak memperoleh undangan seperti saya.

Jadilah saya mendapat jadwal vaksinasi pada tanggal 15 Januari 2021 di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Dengan membawa tiket vaksin yang saya peroleh setelah registrasi ulang, saya berangkat ke rumah sakit.

Alur Pelayanan Vaksinasi Covid-19

Saya mau cerita sedikit tentang alur pelayanan vaksinasi Covid-19. Begitu sampai di faskes yang ditunjuk, petugas terlebih dahulu memverifikasi data pribadi sesuai KTP. Saya juga ditanyakan apakah saya tenaga kesehatan atau bukan.

Setelah verifikasi, petugas mengukur tekanan darah dan mewawancarai saya. Pertanyaan yang diajukan seputar riwayat penyakit, alergi, atau apakah ada komorbid (penyakit penyerta) atau tidak. Setelah wawancara, saya pun diminta menandatangani pernyataan bersedia divaksin.

Selanjutnya, saya diarahkan ke meja berikutnya untuk vaksinasi. Sebelum dokter menyuntikkan vaksin, terlebih dahulu dijelaskan tentang efek samping yang mungkin akan muncul setelah vaksinasi atau dikenal juga dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), seperti ruam, mual, dan demam. 

Dokter juga memperlihatkan label vial vaksin yang akan saya terima untuk meyakinkan si penerima bahwa yang diberikan betul-betul vaksin. Jadi saya tidak perlu khawatir yang diberikan adalah vitamin C apalagi air. Hehe..

Setelah vaksin diberikan, saya diminta menunggu selama 30-45 menit untuk observasi, apakah ada reaksi yang muncul. Selama proses observasi, saya tidak merasakan hal aneh apapun, selain rasa pegal dan agak lemas pada bagian lengan kiri karena memang saya disuntik di lengan kiri. Tapi reaksi ini normal dan akan hilang setelah beberapa saat. Hal ini terjadi karena tubuh kita bereaksi saat ada benda asing yang masuk.

Usai proses observasi, saya mendapatkan kartu vaksinasi berisi informasi data diri, tanggal vaksin, nomor bets vaksin, dan kontak yang bisa saya hubungi apabila muncul KIPI di kemudian hari. Selain itu, saya juga diminta kembali untuk vaksinasi kedua dalam 14 hari ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun