Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelatihan Menulis bersama Tempo Institute

26 April 2018   20:27 Diperbarui: 26 April 2018   21:13 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi tadi saya lebih bergegas dari biasanya. Hari yang biasanya dilalui dengan santai, karena saya pergi bekerja siang hari, menjadi berbeda. Pukul 07.45 saya sudah meluncur ke bilangan Gegerkalong Girang menuju Rumah Cemara. Seumur-umur, saya baru ngeh bahwa Rumah Cemara itu ternyata dekat sekali dengan Pondok Pesantren Daarut Tauhid. Kemana ajaaaaaa.

Saya memenuhi undangan untuk menghadiri Pelatihan Menulis bareng Tempo Institute di Rumah Cemara. Tempo Institute itu bagian dari perusahaan Tempo yang bergerak di pendidikan dan pelatihan jurnalistik. Sebuah nama yang tercetak di banner acara membuat saya nekat mengajukan cuti mengajar hari ini. Yos Rizal Suriaji.

Yos Rizal adalah redaktur pelaksana majalah TEMPO yang namanya sering saya baca, dan saya kagumi, sebab TEMPO adalah media besar. Bukan hanya itu, majalah yang satu ini saya nilai sebagai salah satu media yang bisa sangat jernih menyajikan kisah dan menyampaikan berita. Diantara gempuran media abal-abal yang hanya mengandalkan judul click-bait, Tempo masih bertahan sebagai media yang menjunjung tinggi asas dan kode etik jurnalisme.

Tiba di Rumah Cemara, yang memang beraroma 'rumah', kami disambut fasilitator Mas Tommy Nakalama, yang energik seperti energizer bunny. Suaranya menggelegar dan tak bosan-bosan membangunkan kami, para peserta, saat mulai kelihatan mengantuk.

Jantung saya berdegup kencang saat akhirnya Mas Yos Rizal memulai sesinya. Oh ya, dalam pelatihan itu, kami akan diajari menulis secara langsung olehnya. Mas Yos ternyata berperawakan kecil, dengan senyum yang ramah. Jenis senyum yang riaknya sampai ke binar mata.

Mas Yos bertutur dengan rangkaian kata yang membumi, bukan jenis kata-kata "besar" yang tidak semua orang paham. Untuk waktu sesingkat itu (3 jam saja), saya tahu ada begitu banyak yang ingin ia sampaikan, seperti halnya ada begitu banyak ilmu lain yang saya harapkan darinya.

Siang itu kami belajar menulis feature. Saya seolah menemukan cangkang bagi ide-ide di kepala saya yang menari-nari. Saya jadi tahu bahwa awal kalimat yang saya pakai untuk membuat orang tertarik membaca tulisan saya, disebut sebagai "lead". Bahwa ada begitu banyak macam "lead" yang bisa dipakai. Bahwa judul harus dibuat semenarik mungkin. "Mysterium of Fascinosum", judul harus dibuat sebagai sebuah "misteri yang memesona".

Tak terasa, diselingi banyak pertanyaan, sesi Mas Yos hampir berakhir.  Ia menantang kami untuk menulis dalam waktu 20 menit, menghasilkan 3 paragraf jenis tulisan feature dengan lead yang kami pilih sendiri. "Anda bisa juga kok menyerahkan tulisan yang sudah jadi," katanya.

Hmm, tawaran yang menggoda sebenarnya. Saya tinggal membuka ponsel, dan memilih tulisan terbaik dari sekian curhatan tidak jelas yang pernah saya tulis di pelbagai laman. Pun begitu, tawaran menulis "on the spot" ini begitu menggairahkan. Mengapa tidak mencoba menantang diri sendiri?

The challenge was accepted.

Menggunakan dua halaman dari buku tulis yang selalu saya bawa kemana-mana, saya menuliskan, bukan tiga paragraf, melainkan sebuah tulisan pendek. Susah payah memutar otak bagaimana caranya agar Redaktur Tempo yang keren ini mau membaca tulisan saya, sebab ia berjanji akan memberikan feedback, juga secara on the spot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun