Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan (Seks) yang Tak Semestinya

23 Desember 2017   22:53 Diperbarui: 24 Desember 2017   07:28 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prolog: Saya tautkan sumber bacaan di bawah tulisan ini, sebagai tanggungjawab saya atas data yang saya tulis. Tidak untuk dibaca oleh yang berusia di bawah umur.

"Mahasiswa tahun pertama di sebuah Perguruan Tinggi di Jawa Barat, berusia 18-20 tahun, 37 % diantaranya sudah pernah melakukan hubungan seks dengan teman atau pacar. Sebanyak 2 % tidak pernah melakukan kegiatan seksual apapun. Sisanya pernah melakukan kegiatan yang merangsang seksual, tapi tidak sampai melakukan intercourse/penetrasi

Kalimat tersebut di atas, saya rangkum dari hasil penelitian seseorang, yang dituangkan ke dalam jurnal. Peneliti menyebutkan bahwa, penelitian ia lakukan pada bulan November 2016. Awal perkuliahan biasanya dilakukan sekitar Agustus atau September. Bisa kita simpulkan bahwa sebagian besar remaja melakukan hubungan seks saat masih berseragam putih abu. Saya katakan sebagian besar, mengingat, tidak semua remaja lulusan SMA langsung meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Terbukti usia remaja yang menjadi responden di atas berentang antara 18-20 tahun

Remaja adalah sasaran paling rentan untuk urusan ini, sebab di usia sebelia ini, mereka lebih ingin mengeksplorasi, mencobai hal-hal yang bahkan tabu untuk dilakukan. Sedihnya, banyak remaja tidak menyadari betapa berbahayanya seks sebelum menikah, apalagi di usia belia.  Seperti salah satu artikel yang pernah saya baca, mengenai remaja di Indramayu. Ia menikah di usia 14 tahun, dan setelahnya mengalami infeksi vaginal. Bukan karena perilaku seks kasar, melainkan karena tubuh mudanya belum siap untuk melakukan aktivitas tersebut

Sebuah jurnal penelitian dari salah satu fakultas kedokteran di Jawa Barat menyebutkan sebanyak 96.4 % remaja menyatakan pengetahuan seks (juga penyakit berbahaya akibat perilaku seks tak aman) mereka peroleh dari guru di sekolah. Sisanya, informasi mereka dapatkan, berturut-turut, dari internet, teman, petugas kesehatan, koran, orangtua, majalah dan radio. Sedihnya, orangtua ada di urutan tiga dari bawah. Orangtua mana orangtua. Untuk para guru, kita patut ucapkan terima kasih karena sudah mengajari para siswanya soal pengetahuan seks. Mengapa penting? Sebab remaja butuh mengenali organ reproduksi yang mereka miliki, bukan hanya sekedar mengenai hubungan seksual itu sendiri

Dampak lain dari hubungan seks pranikah di kalangan remaja ini salah satunya adalah kehamilan di luar pernikahan (tentu saja), dan tingkat aborsi yang tinggi. WHO menyebutkan, satu dari empat kehamilan berakhir dengan tindak aborsi. Sebanyak 56 juta perempuan melakukan aborsi setiap tahunnya di Indonesia. BKKBN mencatat, remaja putri rentang usia 15-19 tahun paling banyak melakukan aborsi. Terjadi 43 % aborsi dari 100 persen tingkat kelahiran.

Fiuuuuh ....

Penasaran, saya berselancar ke pelbagai jurnal lainnya, sekedar membandingkan angka statistik dan uraian deskriptif yang digunakan para peneliti. Selain artikel tentang seks pra nikah remaja, saya juga berhasil membaca artikel-artikel yang membahas tentang penyebaran virus HIV/AIDS karena perilaku seksual yang tidak sehat, dan penyakit infeksi seksual menular (IMS). IMS adalah meliputi HIV/AIDS, Chlamydia, Gonore, Sifilis, dsb. IMS dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Jika Anda berminat sesekali membaca pelbagai referensi, ada banyak laman yang tersedia, beberapa diantaranya tidak menggunakan kalimat-kalimat panjang, melainkan menggunakan infographic(berupa gambar dan sedikit tulisan), sehingga memudahkan orang-orang yang tak terbiasa membaca tulisan panjang.

Saya tergelitik dengan banyak polemik mengenai hubungan seksual yang dibanding-bandingkan. Ini tentu masih berkaitan dengan pembahasan soal putusan MK yang menggegerkan tempo hari. Mana yang lebih berbahaya? Heteroseksual atau homoseksual?

Berdsarkan sumber bacaan, potensi penyebaran penyakit IMS (Infeksi Seksual Menular) bisa terjadi pada pasangan hetero maupun hubungan sesama jenis. Penyebabnya adalah terbiasa gonta ganti pasangan dan melakukan seks tidak aman, misalnya anal sex.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun