Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moulod, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Bumi Serambi Mekkah

19 Oktober 2021   15:23 Diperbarui: 19 Oktober 2021   15:27 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Eko Deni Saputra via theacehpost

Maulid nabi bak hari raya ketiga masyarakat Aceh. 

Perayaan maulid nabi di Aceh berlangsung meriah. Tradisi ini berlangsung sejak zaman kerajaan Aceh Darussalam dimana Sultan Ali Mughayat Syah pernah berwasiat tentang tradisi ini. 

Tradisi ini sengaja dijaga kelangsungannya sebagai bentuk suka cita masyarakat Aceh karena kelahiran Nabi Muhammad SAW. Seperti yang diketahui mayoritas penduduk Aceh beragama Islam. Selain itu, tradisi ini mampu menjadi ajang silahturahmi antar desa yang ada di Aceh. 

Bak hari raya ketiga selain hari raya idul Adha dan idul Fitri, perayaan maulid ini membuat teman-teman saya pulang kampung ketika acara berlangsung. Maklum suasana perayaan maulid di desa jauh lebih meriah dibandingkan di kota. 

Perayaan maulid ini dilaksanakan dengan meriah dan mengundang sanak saudara serta anak yatim untuk mencicipi makanan yang disediakan. Perayaan ini disebut dengan nama "moulud" atau bahasa Indonesia maulid. 

Moulod sendiri tak dilaksanakan hanya saat tanggal kelahiran nabi saja. Ada bulan maulid yang berlangsung selama kurang lebih empat bulan lamanya. Masyarakat Aceh sendiri biasa menyebutnya dengan "bulan moulud". 

Berdasarkan kalender Islam, bulan moulud terdiri dari bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir, dan Jumadil Awal. Berdasarkan bahasa Aceh, bulan ini disebut dengan Moulod Awai, Moulod Teungoh, dan Moulod Akhe ( Maulid awal, maulid tengah, dan maulid akhir). 

Setiap gampong (desa di Aceh) biasanya bergiliran merayakan tradisi moulud. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi timpang tindih antar gampong. 

Seperti yang diketahui jika perayaan moulud ini mengundang sanak saudara untuk mencicipi makanan yang dihidangkan. Ditakutkan jika tradisi moulud terjadi bersamaan maka sanak saudara tidak bisa hadir karena tempat tinggalnya juga mengadakan moulud. 

Saat tradisi berlangsung maka para warga yang mampu akan membawakan makanan yang disusun di dalam talam ke mesjid. Talam sendiri adalah piring berbentuk bulat terbuat dari aluminium yang bentuknya besar. Makanan tersebut berupa nasi dan lauk pauknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun