Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Sabuk Pengaman dalam Perspektif Kehidupan

2 Mei 2022   17:27 Diperbarui: 2 Mei 2022   20:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
this photo taken from https://www.futuready.com/

            Pentingnya Sabuk Pengaman dalam Perspektif Kehidupan

"Kau tahu temanku Andi, kemarin waktu nyetir mobil, tiba-tiba ngerem mendadak. Sekarang kau bisa lihat ada warna apa di keningku". Begitu kata Raki,teman sebangku kuliah menceritakan musabab keningnya lebam. Ia berbagi kisah terkait pengalaman buruk dengan temanya akibat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Alhasil, ketika mobil itu ngerem mendadak, kepala Raki terbentur dasbor depan mobil. "Apakah kamu mengenakan sabuk pengaman?" tanyaku dengan spontan. "Aku tidak mengenakan sabuk pengaman" Jawabnya.

Sebagian orang mungkin menganggap remeh-temeh fungsi sabuk pengaman. Padahal, alat itu sangat penting untuk melindungi tubuh agar tidak terbentur atau terpental dari kursi kendaraan ketika pengereman mendadak. 

Mengenakan sabuk pengaman merupakan tata tertib yang harus dipatuhi oleh pengguna lalu lintas, khususnya pengendara kendaraan mobil pribadi atau swasta. 

Hal itu ditetapkan oleh pihak pengatur lalu lintas (kepolisian) sebagai regulasi wajib pengemudi jenis kendaraan roda empat. Namun secara fakta, tingkat kesadaran menggunakan sabuk pengaman masih banyak yang mengabaikan. Bahkan, tidak sedikit pula yang meremehkan alat pelindung badan tersebut.

Terlihat dan terbaca dengan jelas bahwa mengenakan sabuk pengaman kerap dilakukan oleh segelintir pengemudi saja. Perbuatan ini tidak mencerminkan kedisiplinan sama sekali terkait aman berkendara, melainkan kepentingan sementara. Pasalnya, mengenakan sabuk pengaman hanya difungsikan secara formalitas bukan rutinitas untuk melengkapi keamanan saat berkendara. 

Kalau ada polisi di jalan, pengemudi baru mengenakan sabuk pengaman agar terhindar dari denda. Sudah mesti sangat merugikan jika keselamatan berkendara hanya ditentukan dengan tempo pengawasan kepolisian.  Menggunakan sabuk pengaman seharusnya dikenakan setiap berkendara, bukan menunggu peluit polisi lalu dimintai keterangan.

Setelah saya amati dengan seksama, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa dipetik dari pentingnya fungsi sabuk pengaman dalam konteks kehidupan. Pertama, kedisiplinan menentukan nasib seseorang. Banyak pepatah yang mengatakan bahwa disiplin adalah kunci kesuksesan. Praktek disiplin yang berkelanjutan berdampak positif dan kebaikan bagi pelakunya. 

Dengan disiplin, seseorang memiliki perilaku konsisten. Artinya, segala aktivitas berbanding lurus dengan prinsip dan tujuannya. Visi misi yang dibarengi dengan keteguhan disiplin dapat membantu keputusan yang tepat sehingga menghasilkan buah keberhasilan yang mapan.

Di negara Jepang, saking kerasnya budaya disiplin sampai disetarakan dengan pendidikan militer. Artinya, model kedisiplinan negara Shakura ini berbanding lurus dengan tanggung jawab kemiliteran dalam mengamankan negara. Tidak heran, banyak orang sukses: ahli, kompeten, dan master pada segala bidang lahir dari negara Hinomaru ini. 

Selain itu, label expertise technology dan the cleanest nation juga diperoleh negara ini berkat tingkat kedisiplinan yang keras. Kedisiplinan di negara Jepang seolah menjadi kunci sekaligus penentu karir, prestasi, dan lain sebagainya. Bagi warga Tirai Bambu, disiplin pada segala hal dapat membantu meniti masa depan yang terang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun