Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan "Islam Sontoloyo" Bung Karno

20 Juli 2020   19:46 Diperbarui: 27 September 2022   16:04 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata mutiara dapat dicap sebagai motivasi atau gombalan,meski demikian, kata mutiara dapat merubah nasib takdir  seseorang

Setelah membaca buku "Islam Sontoloyo", karya Bung Karno, yang berisi pesan-pesan dan ungkapan, tiba-tiba saya berhasrat untuk menuliskannya dalam blog ini.  Mulanya, saya mengira bahwa buku ini menjelaskan tentang Islam secara subjektif karena dari judulnya menggambarkan simbol sifat yakni, sontoloyo yang memiliki arti "sesuatu yang tidak beres, perlu dikaji dan dipelajari agar lebih baik". Dalam pengertian lain, sontoloyo dimaknai sebagai seorang pengembala itik atau bebek. Orang jawa biasa menyebut sontoloyo sebagai orang yang angon dan menggembala hewan ternak. Mereka biasanya menggiring hewan ternaknya ke persawahan dan kebun untuk didapatkan makanannya.  

Buku "Islam Sontoloyo" ini cukup kuno dan tidak begitu menjadi perhatian publik. Pertumbuhan pengetahuan dan teknologi secara perlahan mengganti posisi sejarah menjadi alasan mengapa buku ini hampir punah. Publik lebih dominan membaca buku-buku populer dan best seller. Akibatnya, buku-buku sejarah yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam mendobrak kebohongan, kedangkalan berpikir, dan malapropism/kesalahpahaman  makna referensi, perlahan digantikan oleh karya-karya yang kadangkala tidak diketahui kejelasan dan korelasi kebenarannya. 

Padahal, kita dapat memperoleh berbagai macam pesan-kesan yang disampaikan oleh pahlawan dan pemikir masa lalu yang justru tingkat orientasi berpikirnya lebih cemerlang, jernih, dan murni sehingga mengkaji buku ini cukup penting dan menarik.  tanpa panjang kata, kira-kira pesan apa saja yang bisa diperoleh dari buku "Islam Sontoloyo?"

Setidaknya ada tiga hal yang dapat dipetik dari  buku ini. Pertama, kutipan salah seorang  Islam asal Inggris yang mengatakan bahwa kitab Bukhori Muslim yang terkenal dengan kepopulerannya itu ternyata memiliki hadist-hadist yang lemah. Dia berpendapat bahwa orang lebih cenderung mengamalkan isi hadist ketimbang isi qur,an. Akibatnya, dimensi rohani manusia sering dikendalikan dengan tafsir-tafsir yang bukan dari tangan tuhan. 

Bahwa kekunoan islam, ketakhayulan islam dapat meninabobokkan umat Islam itu sendiri dalam mengikuti kemajuan zaman yang tak terelakkan. Misal, orang yang berdiam diri dalam masjid (bertafakur) lebih baik dari pada beribadah satu tahun. Sentimen ini yang menyebabkan manusia Islam justru memilih jalan yang tidak ekstrim dan lebih menempa diri dalam zona aman. Menganggap bahwa hanya dengan berdiam diri dan beribadah di masjid, potensi masuk surga tidak sulit-sulit amat. 

Padahal, Islam sendiri menekankan sifat gerak spiritual dan sosial yang rohamatallilalamin, namun melihat zaman saat ini, Islam malah seolah mempertotonkan arogansi kelembagaanya, bukan sikap individu dan sosialnya. Ini mengingatkan manusia Islam. sekali lagi, mengingatkan manusia Islam. Dari sini, manusia Islam harus berubah. Berubah menjadi Ibu dari segala agama, bukan menjadi Ibu tiri yang justru malah membunuh kepala keluarga.

Kedua, menyampaikan pendapat musti bisa dinikmati dan dimengerti oleh masyarakat awam sekalipun. Bungkarno berpendapat bahwa dalam Islam, manusia Islam itu sendiri terikat dengan kehatia-hatianya dalam menjalankan syari'at yang justru berpotensi menghambat pertumbuhan berfikir kritis dan rasional. 

Bungkarno menceritakan pengalamanya mengenai bagaimana kemurnian Islam dan lain sebagainya kepada salah seorang Sayid. Namun, Sayid tersebut memberi petuah kepadanya melalui pemaparan subjektif yang menempatkanya tidak puas dalam memandang konteks global. Dalam surat itu ia menyatakan pendapatnya kepada Endeh, Islam menurutnya harus terbuka dan menghargai semua pandangan tanpa terkecuali, mau menerima referensi yang hakikatnya mengarah ke pengamalan kemanusiaan. 

Islam harus menajadi nyawa atas jiwa-jiwa manusia seluruhnya. Dapat dikatakan, peristiwa pilu bom Bali setidaknya memberi pelajaran kepada umat manusia baik yang beragama atau tidak, bahwa dalam menjalankan visi dan misi termotivasi satu doktrin (jihat) tidak melulu dapat menjunjung agama tuhan dan kemurnian manusia, namun sebaliknya justru potensi kebencian tuhan terhadap manusia lebih leluasa. Jihat jaman now tidak lagi tentang menerapkan material, tetapi harus menerapkan sifat kasih sayang dan kerohanian sebagai identitas manusia bukan statusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun