Mohon tunggu...
Irfan Fadil Siregar
Irfan Fadil Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sumatera Utara

Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SUMATERA UTARA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Empati Panic Buying di Era Pandemi Covid-19

13 Agustus 2020   15:42 Diperbarui: 13 Agustus 2020   15:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gejala virus yang melanda ke dunia terlebih ke pelosok negeri sudah menyebar luas. Penyebaran virus corona yang begitu cepat. Fakta ini menggambarkan begitu cepatnya virus corona mewabah, akibatnya berdampak ke seluruh aktivitas kehidupan. 

Dari sisi bisnis jelas sangat mengkhawatirkan ditambah dengan pemberitahuan PSBB pemerintah melalui pengumuman agar seluruh masyarakat di Indonesia melakukan aktivitas dirumah dan membatasi kontak dengan lingkungan luar atau disebut social  distancing.  Masyarakat  menjadi  panic dalam menjalankan aktifitasnya apalagi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari- hari.

Panic Buying merupakan sebuah situasi dimana sebagian orang membeli makanan dan bahan pokok lainnya sebanyak mungkin karena  mereka khawatir akan  sesuatu yang  buruk  yang mungkin akan terjadi. 

Dan tindak perilaku yang ditandai dengan peningkatan cepat dalam volume pembelian, biasanya menyebabkan harga suatu barang atau keamanan meningkat. 

Panic Buying bisa terjadi ketika konsumen membeli sejumlah produk besar untuk mengantisipasi, atau waspada setelah bencana untuk kenaikan dan kekurangan harga yang besar. Panic Buying sering disangkut pautkan dengan keserakahan dapat dikontraskan dengan panic selling yang dikaitkan dengan ketakutan. Umunya panic buying terjadi karena peningkatan permintaan yang menimbulkan kenaikan harga. 

Sebaliknya panic selling memiliki dampak sebaliknya yang mengakibatkan peningkatan pasokan dan harga yang lebih rendah. Sebagaimana kita ketahui, tidak sedikit masyarakat yang melakukan panic buying terkait menyebarnya virus corona yang menyebabkan penyakit Covid19.

Pendapat Johns Hopkins, total orang yang terkena virus diseluruh penjuru dunia mencapai 118.745 jiwa, pengidap penyakit terbesar berada di China, pusat penyebaran Virus, dengan 80.945 jiwa. 

Di era keterbukaan informasi saat ini, membuat sejumlah  masyarakat  panik, karena belum ada obat penyembuhan dari virus ini. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menangkal virus ini yaitu dengan mematuhi arahan pemerintah atau PSBB , selain itu juga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terkena Covid 19. Beberapa masyarakat merespon pemberitahuan dengan melakukan panic buying di sejumlah pusat perbelanjaan.

Panic Buying dan Upaya Pencegahannya 

Saat penularan pertama virus Covid19 ini yang terjadi di Wuhan pada akhir Desember 2019, virus Covid19 hingga saat ini telah merenggut nyawa lebih dari 92ribu jiwa diseluruh dunia dengan total Negara yang telah terpapar sebanyak 73 negara. Situasi ini menjadi penyebab timbulnya panic buying, yang dimana masyarakat saat ini berburu kebutuhan bahan pokok untuk disimpan dirumah supaya untuk menjaga kesediaan bahan pokok kalau kehabisan.

Indonesia pun menghadapi hal yang sama. Nilai harga masker dan hand sanitizer memuncak tinggi dipasaran. Sejumlah minimarket, dan apotek telah kehabisan stok masker. Pemerintah telah memberikan informasi untuk menghentikan ekspor maskernya. Sedangkan untuk mewaspadai penjualan masker domestic, kimia farma telah menjalankan pembatasan pembelian sebanyak dua masker per transaksi. Kesulitan yang dialami dalam produksi masker adalah stok bahan baku masker dari jerman untuk menjaga ketersediaan bahan baku walaupun harganya mahal. Untuk menjaga ketersediaan stok obat-obatan dan dan bahan pokok,  pemerintah membentuk Satgas Nasional Penanganan Covid19 untuk mengawasi para pedagang atau distributor untuk tidak memanfaatkan situasi ssat ini dengan menimbun barang atau menaikkanharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun