Kejujuran adalah Permata
Jika dicermati, setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan manusia, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan lembaga sosial kemasyarakatan dan pemerintah, salah satu pemicunya disebabkan oleh ketidakjujuran. Seperti, dikehidupan sehari haro diakibatkan tidak adanya kejujuran. Ya! Akibat tidak adanya kejujuran, sebuah perusahaan besar sekalipun bisa kolaps. Akibat tidak adanya kejujuran, program sebaik apapun bisa gagal.
Namun, kejujuran pasti membuat seseorang berpikir seribu kali untuk melakukannya. Kejujuran ibarat sebuah barang yang dimiliki dan disenangi oleh seseorang. Tapi, ia menyenangi barang itu, sehingga ia enggan (pelit) membagi/memberikan kepada orang lain. Demikianlah suatu sikap/sifat yang ditunjukkan oleh kebanyakan manusia. Padahal, sesungguhnya sebuah kejujuran adalah suatu hal yang sulit dilakukan. Sebaliknya, yang sangat memprihatinkan, justru sebagian orang memandang ketidakjujuran sebagai sebuah sikap yang lumrah, "Ah itu kan biasa."
Ironis memang ketika seorang pemimpin instansi pemerintah mengumandangkan kepada bawahannya agar bersikap jujur, namun kenyataannya justru dialah sebenarnya yang tidak jujur, karena ternyata dia terlibat masalah. Seseorang memang dengan sangat mudah mengucapkan "jujur," tapi aktualisasi dari ucapannya itu tidak pernah ditunjukkannya, atau tidak ada sikap dan tindakan nyata.
Dalam berbagai aktivitas manusia di lingkungan apa saja, saya bisa katakan, kejujuran menjadi suatu sikap yang langka. Sedikit sekali seseorang benar-benar jujur yang dapat dijumpai. Sesungguhnya, kejujuran ibarat permata (batu mulia) yang mahal harganya. Sangat tinggi nilainya. Seperti itulah sikap jujur, nilainya sama seperti permata tersebut. Pada hakekatnya, menurut saya suatu sikap jujur adalah sikap yang apa adanya, tanpa adanya kepentingan-kepentingan tertentu.
Untuk itu seseorang dapat mengaktualisasikan sikap jujur apabila punya ikhtiar yang sungguh-sungguh, niat baik dan kepedulian, ikhlas, dan berkomitmen.Â