Mohon tunggu...
Irba Chalisha Amaly
Irba Chalisha Amaly Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 UMM Fakulltas Psikologi angkatan 2020

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Islam dan Biopsikologi terkait Stress karena Ujian Hidup

24 Juni 2021   12:26 Diperbarui: 24 Juni 2021   12:34 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai manusia, pastinya kita pernah diberikan cobaan berupa masalah yang datang menerpa kehidupan, bahkan tanpa diminta kehadirannya, tanpa tahu kapan cobaan itu akan dikirimkan kepada kita. Tapi kenapa manusia bisa merasakan apa itu masalah hidup?

            Dalam Al-Qur'an, Allah telah menyatakan bahwa memang manusia sebagai makhluk hidup pasti akan diberikan ujian, sebagaimana yang telah tercantum dalam beberapa surah, diantaranya;

Q.S. Al-Baqarah : 155

"Dan Kami pasti akan memberikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Q.S. Al-'Ankabut : 2

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?"

Jadi, manusia dalam aktifitasnya akan terus diberikan cobaan, kecuali jika ruhnya telah keluar dari jasad atau yang disebut meninggal. Terkadang ketika sedang menjalani cobaan yang diberikan oleh Allah, manusia bisa merasakan sedih, gelisah, bingung, dan bimbang yang pada akhirnya dapat berujung stress atau tertekan.

Sebenarnya apa itu stres jika dilihat dari topik pembahasan Biopsikologi? Ketika tubuh kita terpapar bahaya ancaman atau tekanan, hasilnya adalah sekumpulan perubahan fisiologis yang secara umum disebut respons stress atau stres. (John P. J. Pinel, Biopsikologi, terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, 7th ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 557.)

Tumpukkan kertas tugas di atas meja kerja yang semakin mendekati deadline, salah paham dan pertengkaran dengan pasangan, lisan orang yang sengaja maupun tak sengaja telah menoreh luka dihati, klakson mobil di tengah kemacetan kota besar pada pagi hari, dan masih banyak hal-hal lain yang dapat menjadi faktor penyebab stres.

Dalam psikologi, faktor penyebab stres itu seringkali disebut dengan stresor (stressor). Stresor ini meliputi faktor-faktor psikologis misalnya masalah dalam hubungan sosial, dan juga faktor-faktor lingkungan fisik, seperti paparan suhu atau tingkat kebisingan ekstrem. (Nevid, Jeffrey S, dkk. 2005. Psikologi Abnormal edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga)

Stres memberikan efek pada sistem endokrin (endocrine system), yaitu sistem kelenjar tubuh yang menyekresikan hormon langsung ke aliran darah. Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam respon tubuh terhasap stres. Pertama, hipotalamus, yaitu struktur kecil di otak, melepaskan hormon yang menstimulasi kelenjar pituitari untuk menyekresikan hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotrophic hormone, ACTH) yang akan menstimulasi kelenjar adrenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun