Jean-Louis Laville (2000), Laville mendefinisikan ekonomi sosial sebagai suatu bentuk kegiatan ekonomi yang mengutamakan solidaritas dan kesejahteraan sosial. Dalam ekonomi sosial, pengelolaan organisasi dilakukan oleh anggota dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, serta berfokus pada kepentingan sosial daripada keuntungan finansial semata.
Murray (2009), Murray menyebut ekonomi sosial sebagai sebuah sektor yang menggabungkan usaha untuk mencapai tujuan sosial yang relevan bagi masyarakat, dengan tetap menjaga keberlanjutan dan kelangsungan usaha. Organisasi dalam ekonomi sosial mengutamakan kesejahteraan sosial dan lebih sedikit terfokus pada pembagian keuntungan.
Definisi dari European Commission (2011), Ekonomi sosial didefinisikan sebagai suatu sektor yang terdiri dari organisasi yang memiliki tujuan sosial, yang dimiliki dan dikelola secara demokratis, dan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan pribadi. Beberapa contoh organisasi ini meliputi koperasi, asosiasi, yayasan, dan perusahaan sosial.
Peter Utting (2005), Menurut Utting, ekonomi sosial adalah suatu model yang menekankan pada pembangunan yang berkelanjutan dan mencakup kegiatan ekonomi yang berorientasi pada tujuan sosial, seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keadilan sosial, serta memperbaiki kualitas hidup komunitas lokal.
Peran Social Capital dalam Pembangunan Ekonomi Kepulauan
Di kepulauan, di mana sumber daya alam dan aksesibilitas bisa terbatas, social capital memainkan peran penting dalam mengoptimalkan potensi lokal. Modal sosial dapat memperkuat hubungan antar warga, mempercepat proses pemecahan masalah bersama, dan meningkatkan ketahanan ekonomi melalui jaringan yang solid. Contohnya adalah komunitas nelayan yang saling berbagi informasi dan sumber daya untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan atau meminimalkan kerugian akibat bencana alam.
Selain itu, social capital juga penting untuk memperkuat kemampuan komunitas dalam menghadapi tantangan globalisasi, seperti perubahan iklim, yang sering kali lebih dirasakan di wilayah kepulauan. Kerjasama antar kelompok masyarakat bisa membantu menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Di wilayah kepulauan, hubungan sosial yang kuat antar komunitas sangat penting untuk mempermudah pertukaran informasi, ide, dan sumber daya. Social capital membantu menciptakan jaringan kolaboratif antar individu atau kelompok yang lebih besar, yang memungkinkan mereka untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan bersama, seperti pemasaran produk lokal, pengelolaan sumber daya alam, atau pembiayaan proyek komunitas Lokal.
Modal sosial membantu membangun kepercayaan antara berbagai pihak di dalam masyarakat, yang sangat penting untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan ekonomi. Ketika masyarakat saling percaya, mereka lebih mudah berkolaborasi dalam proyek-proyek pembangunan ekonomi, mengurangi transaksi yang tidak efisien dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Solidaritas juga mendorong adanya pembagian keuntungan yang lebih adil dan mengurangi ketimpangan sosial.
Peran Social Economy dalam Pembangunan Ekonomi Kepulauan
Ekonomi sosial dapat memberikan solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah kepulauan. Organisasi-organisasi ekonomi sosial seperti koperasi atau usaha sosial dapat menjadi sarana yang efektif dalam mengelola dan mendistribusikan sumber daya secara lebih adil, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Sebagai contoh, koperasi yang mengelola hasil alam atau hasil pertanian dengan prinsip berbagi keuntungan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Koperasi juga dapat membantu mengatasi masalah akses pasar bagi produk-produk lokal dan meningkatkan daya tawar masyarakat dalam perdagangan.