Ternyata, Di Monumen Yad Vashen , peringatan resmi Israel untuk mengenang orang orang Yahudi korban Kekeman NAZI yang di bangun di Yerussalem, ada tercatat dua nama orang asal Indonesia, yaitu Tole Madna yang beragama Kristen , dan Mima Saina yang beragama Islam. Monumen itu juga mencatatkan nama nama yang dianggap sebagai para pahlawan dalam membantu menyelematkan orang orang Yahudi dari kekejaman Nazi.
Fakta menarik ini juga baru saya ketahui setelah menonton sebuah film pendek berjudul "Nina Bobo Untuk Bobby" karya sutradara Monique Risjkers, yang diputar sebagai film pembuka di acara Tolerance Film Festival yang berlangsung minggu lalu di AtAmerica, Pacific Place.
Tole Madna, sang Ayah yang beragama Kristen , sang pembantu Mima Saina yang beragama Islam, serta 3 orang anak Tole punya peran besar dalam "menyembunyikan" Alfred di keluarga itu. Alfred pun diberi nama panggillan "Bobby", yang mirip dengan nama salah satu anak Alfred bernama "Robby", untuk menyamarkan kepada para tetangga agar tidak mengetahui ada bayi lain di rumah itu.
Di film ini digambarkan bagaimana keluarga ini bahu membahu menyembunyikan si kecil "Bobby" di loteng saat tentara Nazi datang merazia rumah mereka. Sang Pembantu Mima, juga rela berjalan mil mil jauhnya setiap pagi untuk mendapatkan jatah susu untuk si kecil Bobby.
Setiap malam, Bobby juga selalu tidur bersama Mima, dan sebelum tidur Mima selalu menyanyikan senandung lagu "Nina Bobo" untuknya. Peran Mima dalam merawat si kecil Bobby sangat membekas pada diri Alfred hingga dewasa, dan setiap kali ia mendengar lalu Nina Bobo disenandungkan oleh orang lain, Alfred begitu terharu terkenang masa kecilnya bersama keluarga Indonesia
Alfred tinggal di keluarga Tole Madna hanya untuk 9 bulan sebelum akhirnya dikembalikan lagi kepada sang Ibundanya. Sayangnya kedua kakak perempuannya yang dititipkan kepada orang lain tidak berhasil diselamatkan dari kekejaman NAZI. Walaupun tidak banyak ingatan yang tersisa dari masa "persembunyiannya" karena saat itu dirinya masih sangat kecil, tapi hingga kini Alfred selalu mengingat kebaikan keluarga Indonesia yang pernah menyelamatkan jiwanya dari kekejaman NAZI. Dan hal itu pula lah yang membuat Alfred lalu mengusulkan nama Tole Madna dan Mima Saina untuk dimasukkan ke dalam Monumen Yad Vashen kepada pemerintah Israel.
Ide awal film yang diproduksi awal tahun 2017 ini sendiri berawal saat Monique Risjkers , yang juga menjadi Penggagas Tolerance Film Festival ketika mengunjungi Monumen Yad Vashen di Israel dan bertanya kepada sang Pemandu disana apakah ada nama nama orang Indonesia, dan ternyata ada dua nama tercatat disana, yaitu Tole Madna dan Mima Saina. Dari situlah Monique memulai pencariannya untuk mencari tahu kisah dibalik kedua nama itu dan berhasil menemukan cerita tentang Alfred Munzer yang saat ini sudah menjadi warga Amerika Serikat.
Saat ini, Alfred bekerja sebagai Dokter dan di sela sela waktu luangnya, Alfred kerap menjadi Pemandu Wisatta di Museum Hollocoust di Washington. "Menjadi Pemandu Wisata di Museum Hollocaust adalah cara saya untuk meneruskan pesan agar kekejaman NAZI jangan sampai terulang lagi di generasi berikutnya", kata Alfred saat wawancara jarak jauh yang dilakukan setelah pemutaran film.
Hingga kini pun, Alfred masih merasakan kedekatan emosional dengan Indonesia, termasuk sering terlibat dengan aktifitas yang dilakukan komunitas orang Indonesia di Washington, dan sering mengenakan pakaian Batik dalam berbagai kesempatan. Saat wawancara dalam film ataupun saat wawancara langsung setelah pemutaran film Minggu lalu, Alfred juga tampak mengenakan pakaian Batik.