Mohon tunggu...
Ira Rosi
Ira Rosi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asah Otak Vs Asuh Moral

5 September 2018   20:17 Diperbarui: 5 September 2018   20:38 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, saat dosen mata kuliah parenting saya bercerita tentang betapa maraknya ibu-ibu yang malah bingung dengan pendidikan anaknya, bukan tingkah dan moralnya yang dutamakan, saya jadi mengingat tentang hal yang sama yang saya rasakan di lingkungan rumah saya, bahkan hal tersebut terjadi di rumah.

Bagaimana kedua orangtua saya begitu menekan kami untuk bisa mendapat nilai tinggi disekolah, bahkan harus menjadi bintang kelas, mungkin harapan mereka adalah kami --anaknya- mau belajar giat dan rajin. Tapi nyatanya tidak semua orang bisa menerima itu.

Bahkan walaupun saya dan kakak-kakak saya berhasil meraih nilai tertinggi begitu, dampak psikologis kepada kami susah untuk dilupakan, bagaimana saya dikucilkan dan seakan mendapat kekecewaan yang mendalam dari orang tua karena mendapat peringkat dua dan sebagainya. Bagaimana saya dijauhi sama teman-teman karena takut ikut dimarahi kalau mengajak bermain, akibatnya kami sulit sekali berinteraksi dengan orang yang baru dikenal

Hal tersebut juga kembali terulang pada adik saya yang paling kecil, mungkin awalnya hal tersebut berhasil, namun setelah itu adik saya malah menurun drastis nilainya dan benci dengan semua mata pelajaran sekolahnya, akhirnya saya berani berbicara pada orangtua saya dengan bukti bagaimana sikap saya sekarang dan saya katakan bahwa saya tidak mau adik-adik saya mengalami hal yang sama.

Hal tersebut adalah satu dari sekian banyak contoh bagaimana orangtua begitu menekan anaknya tanpa mau tau proses yang mereka lalui seperti apa. Bahkan banyak sekali orangtua yang sekarang tidak peduli bagaimana sikap dan sosialisasi anaknya di lingkungan sekitarnya, asal anaknya tampak berkualitas dan punya nilai tinggi, mereka mengira bahwa pendidikan diatas segalanya, bukan moral.

Lalu, mengasuh yang seperti apa yang benar? Asah otak? Atau asuh moral?

Mengasuh sendiri berarti sebuah proses berinteraksi antara orangtua dan anak untuk mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa.

Jelas sekali disini dikatakan bahwa mengasuh sendiri berfungsi bukan hanya untuk menunjang perkembangan intelektualnya saja, tapi juga spiritual, emosi dan sosialnya juga. Upaya tersebut harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua, karena akibatnya akan terus mengakar dikemudian hari.

sosial anak terhadap lingkungan jauh lebih penting dari intelektual yang ia miliki, karena EQ dan SQ adalah 2 hal yang bisa mereka pakai dalam berkehidupan dimasyarakat, pentingnya mengendalikan emosi dan menahan segala sesuatu yang bersifat merusak hubungan kekeluargaan itu tak bisa didapatkan jika seorang anak hanya dituntut untuk terus belajar mengasah intelektualnya. kecerdasan bukan hanya sekedar tentang seberapa hebat mereka merumuskan atau memecahkan suatu masalah. tapi juga bagaimana mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pengasuh, atau dalam hal ini orangtua juga harus benar-benar memahami kecerdasan apa yang dimiliki oleh anaknya, anak juga tidak bisa ditekan untuk menyukai sesuatu, karena tidak bisa dipastikan juga kalau si anak akan menerimanya dengan baik. alangkah lebih baik orangtua mampu menyeimbangkan antara IQ SQ dan EQ si anak.

Untuk itu pahami dan bimbing anak anda dengan cara yang cerdas dan baik ya ayah, bunda, mama, papa :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun