Restoran Solaria adalah salah satu tempat makan populer di Indonesia. Solaria sering kali menjadi pilihan utama bagi pelanggan yang ingin menikmati santapan berbuka puasa karena menunya yang menggugah selera dan harganya yang terjangkau. Namun, restoran ini tidak jarang mengalami antrian panjang atau waiting list karena permintaan yang tinggi. Perilaku pelanggan menjadi menarik karena fenomena ini. Mereka harus menunggu tempat duduk dan menikmati hidangan yang telah mereka inginkan.
Waiting List di restoran Solaria menjadi hal yang biasa selama bulan Ramadhan. Dengan reputasi yang kuat dan menu yang beragam, restoran ini menarik banyak pelanggan yang ingin berbuka puasa di tempat yang nyaman. Namun, antrean panjang sering kali disebabkan oleh minat tinggi konsumen, yang menghadirkan tantangan dan peluang bagi restoran. Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk melihat bagaimana perilaku pelanggan berubah dan apa yang mempengaruhi keputusan mereka untuk bersabar menunggu.
Fenomena waiting list di restoran Solaria selama bulan puasa dapat dianalisis dari berbagai sudut pandang dari teori pemasaran. Teori ini menjelaskan bagaimana perusahaan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta bagaimana mereka dapat membuat barang dan jasa yang memenuhi harapan tersebut. Dalam konteks ini, perilaku pelanggan yang menghadapi waiting list dapat dipengaruhi oleh motivasi mereka untuk berbuka puasa, persepsi mereka tentang kualitas makanan, dan faktor lain.
Berbagai data menunjukkan peningkatan kunjungan dan penjualan di restoran Solaria selama bulan puasa dapat mendukung fenomena waiting list. Pertama, data penjualan dan pengunjung dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa restoran ini mengalami peningkatan besar selama bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan biasa. Misalnya, laporan menunjukkan peningkatan penjualan hingga dua puluh persen selama jam berbuka puasa.
Selain itu, hasil survei perilaku pelanggan menunjukkan bahwa Solaria menjadi pilihan utama bagi pelanggan karena banyak pelanggan cenderung memilih restoran dengan makanan cepat saji yang lezat untuk berbuka puasa. Selain itu, analisis waktu kunjungan menunjukkan bahwa waiting list dan antrean panjang terjadi pada waktu puncak, terutama menjelang berbuka puasa.
Selama bulan Ramadhan, sekitar 70% pelanggan memilih restoran untuk berbuka puasa, dan Solaria menduduki peringkat teratas di antara restoran tersebut, menurut survei yang dilakukan oleh lembaga riset pasar. Data menunjukkan bahwa dalam jam-jam sibuk, jumlah orang yang pergi ke Solaria dapat meningkat hingga 150% dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa restoran ini memiliki banyak pelanggan meskipun memiliki waiting list.
Teori Pemasaran :
1.Teori Kebutuhan Maslow : Menurut Maslow, kebutuhan manusia terbagi dalam beberapa tingkatan, mulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan aktualisasi diri. Selama bulan puasa, kebutuhan akan makanan dan kebersamaan menjadi sangat mendasar, mendorong konsumen untuk memilih restoran meskipun harus menunggu.
2.Teori Perilaku Konsumen : Menurut teori ini, ada sejumlah variabel yang memengaruhi perilaku konsumen, termasuk variabel sosial, budaya, dan psikologis. Konsumen memilih restoran karena faktor sosial, seperti berbuka puasa bersama teman atau keluarga selama bulan Ramadhan.
3.Teori Persepsi : Keputusan pelanggan untuk menunggu dapat dipengaruhi oleh persepsi merek Solaria sebagai penyedia makanan berkualitas tinggi dan pengalaman makan yang menyenangkan. Restoran dengan banyak pengunjung cenderung memiliki sesuatu yang istimewa untuk ditawarkan.