Tulisan ini sebelumnya pernah saya muat di laman Arti Seni Production dalam rangka program Relawan Seni. Anda bisa membacanya juga melalui link berikut.
    Terletak jauh dari pusat kota, tepatnya berada di Desa Watuduwur, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo terdapat seorang pelukis mahir bernama Asep Maulana. Karya-karya besar seorang Asep muncul dari tangan dinginnya. Sejak kecil ia memang gemar menggambar , ketika  duduk di bangku SMK ia mulai menekuni kaligrafi dan kerap diikutkan di berbagai lomba.  Namun setelah lulus Asep mengaku sempat vakum menggambar karena harus merantau ke Malaysia.
    Di sana sembari bekerja ia berusaha mencari penghasilan tambahan, kebetulan ia melihat postingan temannya di Facebook yang mengunggah gambar dan menarik perhatiannya. Dari situ ia mulai kembali belajar menekuni dunia menggambar.
     Di awal tahun 2017 ia mulai menggambar potret wajah teman SMK nya dan ia posting di facebook. Tak disangka banyak teman-teman lainnya yang ikut memesan juga. Dari situ dirinya merasa semangat untuk lebih rajin lagi menggambar. Sampai dengan kembali ke Indonesia dan bekerja sehari-hari sebagai seorang pelukis.
      Ketika ditanya mengenai awal mula proses belajar, Asep mengaku semua dilakukan secara otodidak. Ketika ia sudah mendapatkan foto orang yang ingin dilukis wajahnya ia akan mulai menggambar dan membandingkan hasil gambarannya ketika usai, dengan gambaran milik temannya. Dari situ ia bisa melihat kekurangannya untuk kemudian diperbaiki.
      Proses pengerjaan satu buah lukisan cukup bervariasi. Untuk lukisan dengan ukuran yang cukup besar Kadangkala  ia bisa melukis hingga 3 minggu lamanya dengan hitungan 8 jam kerja tiap harinya. Berbeda dengan lukisan wajah yang berukuran A3 ia bisa menyelesaikan hanya dalam waktu satu hingga dua jam.
Mengenai harga, ia menaksir dengan kisaran yang  berbeda-beda tergantung ukuran, detail, hingga kesulitannya. Untuk lukisan dengan ukuran A4 dihargai sekitar Rp200.000,00 hingga Rp400.000,00 sedangkan untuk lukisan berukuran A1 dijual hingga 1 sampai 2 juta.
     Asep  cukup senang dengan adanya respon dari pemerintah, mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga kabupaten. Namun ia tetap berharap semoga kedepannya kemudahan informasi dan akses untuk seniman-seniman di Kabupaten Purworejo agar  bisa berkembang  lebih ditingkatkan.Â
Memang  tidak bisa di bandingkan secara mutlak antara seniman yang berada di Yogyakarta misal, dengan seniman asal Purworejo. Mungkin untuk tumbuh dan berkembang di Yogyakarta tidak terlalu sulit mengingat lingkungan dan suasana kotanya mendukung, Hal itulah yang diharapkan ada di Kabupaten purworejo sehingga seniman-seniman mau untuk terus berkarya dan layak mendapatkan apresiasi lebih.