Mohon tunggu...
Muh. Iqbal AM
Muh. Iqbal AM Mohon Tunggu... Jurnalis - Muhammad Iqbal Amiruddin

Membaca, menulis, menjelajah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desmond Doss, Pahlawan Tanpa Senjata

1 Januari 2020   15:31 Diperbarui: 1 Januari 2020   15:37 2945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: francais.ucg.org

Nama Desmond mungkin sangat asing di telinga Anda, karena bukan nama orang Indonesia. Tapi jika Anda mempertanyakan kepada orang-orang Amerika, utamanya di kalangan Militer USA, hampir tak ada yang tak mengenal sosoknya. Desmond Doss adalah seorang pahlawan, satu-satunya pahlawan di medan perang dalam sejarah dunia, yang tak mengangkat senjata.

Doss adalah seorang prajurit, yang menjadi pahlawan dalam perang Okinawa yang dihadapi Divisi Infanteri ke-77 melawan pasukan Jepang. Doss menyelamatkan sejumlah 75 prajurit USA seorang diri, kala komando memerintahkan untuk mundur dan menyerang kembali esoknya. Tapi, Doss tak ingin kembali ke barak, dirinya memutuskan menolong prajurit seorang diri dengan perlengkapan medis seadanya tanpa senjata satupun.

Kilas balik, Desmond Thomas Doss lahir 7 Februari 1919 di Lynchburg, Virginia. Ia putera dari William Thomas Doss dan Bertha Edward Doss. Ibunya membesarkan Doss sebagai penganut Gereja Advent Hari Ketujuh, yang sangat taat menguduskan Hari Sabat. Menolak keras terhadap tindak pembunuhan, bagaimanapun alasannya. Dirinya juga vegetarian sejak kecil.

Karena Doss dibesarkan di lingkungan Gereja Advent, dirinya memliki keyakinan yang begitu kuat terhadap Tuhan. Berbeda dengan prajurit lainnya. Sebagaimana saat memutuskan mendaftar untuk mengabdi pada negaranya, saat Doss telah lulus semua ujian, sisa latihan tembak. Dirinya kokoh pada keyakinannya, bahwa angkat senjata adalah cikal dari pembunuhan. Makanya dirinya menolak untuk angkat senjata, dirinya ingin menjadi tim medis dalam divisi Infanteri ke-77.

Karena Doss yang berstatus Kopral dianggap membantah perintah Sersan dan Komandan Batalyon, dirinya diajukan untuk diproses dalam pengadilan militer. Oleh pasukan lain, Doss dianggap hanya akan membebani pasukan saat berada di medan perang, karena angkat senjata saja dirinya tak mampu, melindungi diri sendiri saja tak mampu, apalagi ingin menyelamatkan prajurit lainnya.

Doss bersikeras, ia teguh dalam keyakinannya. Bahkan ketika dipukuli saat sedang tidur, tubuhnya memar, beberapa luka pada bagian wajahnya, ketika ditanyai oleh Sersan ada apa dengan dirinya, Doss mengaku tak apa-apa. Dengan kesabaran itu, perbedaan dirinya dengan yang lain, Doss dianggap tak normal karena berbeda. Sampai akhirnya, sidang militer memutuskan bahwa Doss boleh ikut ke medan tempur tanpa harus angkat senjata, dirinya menjadi petugas medis.

Awalnya, semua prajurit, Sersan dan Komandannya sangat kecewa akibat putusan pengadilan. Mereka semua ingin agar Doss dikeluarkan saja dari kemiliteran karena akan membebani pasukan saja. Tetapi, setelah turun di medan perang, pada pertempuran Okinawa melawan Jepang. Doss memperlihatkan keberaniannya dalam melakukan penyelamatan.

Bahkan saat pasukan telah diperintahkan mundur, Doss tetap bertahan seorang diri, demi menyelamatkan pasukan lainnya yang terkapar dan terluka yang masih tersisa 100-an orang. Dengan keberaniannya, keyakinan pada Tuhan, Doss seorang diri menyelamatkan 75 orang prajurit.

Dalam perang Dunia II tersebut, di Okinawa pada musim semi 1945 dirinya menjadi legenda, disebut sebagai pahlawan tanpa senapan, pahlawan yang begitu mengesankan tanpa mengangkat senjata sama sekali. Hanya peralatan medis yang ia pikul. Sekali waktu, dalam perang tersebut juga, Doss mengobati dan menangani beberapa pasukan Jepang yang notabenenya adalah musuh mereka. Tapi atas nama Tuhan, Doss menolong siapapun yang membutuhkan bantuan.

Tiap kali menyelamatkan seorang pasukan, dalam keadaan lelah luarbiasa, Doss selalu berdoa.

"Tuhan, bantu aku menolong satu orang lagi!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun