Mohon tunggu...
Krispianus Longan
Krispianus Longan Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerjaan Sosial

Mengabdi di Kecamatan Riung Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Keuangan

10 Februari 2020   21:54 Diperbarui: 10 Februari 2020   21:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
P2K2 Kelompok Lindi, Desa Benteng Tawa

"Kalau harus mencatat semua rincian pengeluaran dan pemasukan, bisa stres."

Demikian alasan dari beberapa Keluarga Penerimaan Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan, ketika saya meminta mereka membuat catatan kas harian. Rincian pendapatan dan pemasukan keuangan keluarga selama sebulan.

Terhadap komentar ini saya memberikan jawaban yang menyeleneh: "Tugas pendamping adalah membuat KPM stres."

Tentu bukan itu tujuan dari materi merencanakan keuangan keluarga. Tujuannya, KPM sadar akan pendapatan masing-masing. Kesadaran ini penting agar KPM tidak membuat pengeluaran yang melebihi pendapatan.

Pada tahap ini, KPM  bisa memutuskan mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan akan diprioritaskan sedangkan keinginan bisa ditunda.

Berkaitan dengan ini, ada sekelompok bapak-bapak yang menyampaikan protes kepada saya.
Mereka menyatakan bahwa istri mereka sudah mengurangi belanja rokoknya. Bahkan ada beberapa istri KPM yang sampai memutuskan tidak mengeluarkan uang untuk belanja rokok.

Yang membuat saya lebih terheran-heran adalah alasan dibalik keputusan ini: mereka menemukan bahwa belanja rokok merupakan pos pengeluaran terbesar dalam keluarga. Misalnya, seorang bapak merokok minimal 1 bungkus sehari.

Kalau dihitung per bulan maka total belanja rokok adalah 30 bungkus. Jumlah ini (30) dikali dengan harga rokok Rp. 15.000,-/bungkus, maka total pengeluaran menjadi Rp. 750.000,-. Jumlah ini cukup besar kalau dibandingkan dengan jumlah belanja lauk pauk: ikan.

Selain itu, rokok dinilai tidak memberikan keuntungan melainkan membawa kerugian. Kesehatan terganggu.

Saya sangat senang mendengar alasan ini. Memang belum banyak yang menyadari hal ini, tetapi setidaknya sudah mulai menumbuhkan optimisme. Paling tidak sudah tumbuh benih-benih kesadaran keuangan dalam beberapa KPM. Ada harapan dari PKH.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun