Mohon tunggu...
Ipan Padilah Pratama
Ipan Padilah Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sangat tertarik dengan bidang keilmuan politik dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

26 Mei 2022   08:25 Diperbarui: 26 Mei 2022   08:32 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KESENJANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Ipan Padilah Pratama

Universitas Primagraha

ipanp835@gmail.com

Perkembangan pendidikan Indonesia pertama kali dicetuskan oleh bapak pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara. Dengan mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo dan Ernest Douwes Deker, yang disebut sebagai tiga serangkai pada  tanggal 25 Desember 1912. Melalui tulisan-tulisannya beliau menyampaikan kritik terkait pendidikan Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh keturunan Belanda dan orang kaya saja.

Pada akhirnya pada tahun 1913 tiga serangkai diasingkan ke Belanda karena tulisan-tulisannya tersebut dianggap menghina pemerintah Belanda. Pada saat di Belanda Ki Hajar Dewantara bergabung dalam organisasi yang disebut Indische Vereeninging (IV) yang merupakan organisasi pelajar Indonesia yang berada di Belanda. Hingga pada akhirnya tepat pada tanggal 6 September 1919 Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke Indonesia dan mendirikan  lembaga pendidikan yang disebut Taman Siswa di Yogyakarta.

Didalam Taman Siswa Ki Hajar Dewantara berusaha memadupadankan pendidikan bercorak Eropa dengan Jawa tradisional serta menumbuhkan kesadaran terhadap siswa bumi putera mengenai hak-hak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Didalam Taman Siswa juga Ki Hajar Dewantara mengajarkan filosofi pendidikan yakni "Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, dan Tut wuri handayani" yang memiliki arti "Didepan memberikan teladan, ditengah memberi bimbingan, dan dibelakang memberikan dorongan".

Setelah Indonesia merdeka Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi menteri Pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Indonesia dibawah pemerintahan presiden Soekarno dan mendapatkan gelar doctor kehormatan dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957. Kemudian akhirnya beliau wafat pada tanggal 28 April 1957 di Yogyakarta. Atas perjuangannya dibidang pendidikan Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai bapak pendidikan Indonesia hingga saat ini tepat pada hari kelahirannya yaitu tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional.

Namun saat ini pendidikan di Indonesia belum merata, masih sangat banyak terjadi kesenjangan khususnya didaerah-daerah terpencil karena kurangnya kesadaran dari masyarakat maupun perhatian dari pemerintah. Mulai dari kurangnya fasilitas pendidikan, mutu tenaga pendidik yang masih belum professional, akses pendidikan, sarana pendidikan, dan infra struktur yang menunjang mobilitas pendidikan.

Selain itu, sangat dibutuhkannya sosialisasi mengenai pendidikan dimasyarakat karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Dapat dilihat minat dari para siswa untuk bersekolah khususnya anak usia sekolah didaerah-daerah terpencil masih terbilang rendah. Untuk mengatasi masalah yang terjadi dibutuhkan kesadaran dari pihak masyarakat khususnya orang tua untuk memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk menganyam pendidikan serta perhatian dari pemerintah untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang merata didaerah-daerah terpencil tersebut agar sesuai dengan sekolah-sekolah yang ada perkotaan.

Dengan begitu di harapkan minat siswa untuk mengenyam pendidikan dapat meningkat serta seiring berjalannya waktu kesenjangan pendidikan dan jumlah siswa putus sekolah dapat berkurang. Dengan berkurangnya tingkat kesenjangan dan jumlah siswa putus sekolah dampak positif yang akan terjadi yaitu  berkurangnya angka kebodohan dan kehidupan masyarakat Indonesia akan semakin baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun