Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orangtua di Antara Pepohonan

22 Mei 2023   00:49 Diperbarui: 8 September 2023   15:26 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan melintasi pepohonan, diantara hutan yang telah di buka oleh penduduk, orang tua itu duduk diteras rumah yang reot, karena diguyur beberapa gempa kecil. Setiap selesai rumah berdiri, ada gempa, kerusakan rumah sudah tak terhitung, rumah roboh sudah biasa,, tidak ada yang aneh. Rumah harus diperbaiki seadanya. Hidup demikian Bergulat dengan alam, kerap melahirkan kemiskinan permanen. Wilayah yang dekat dengan aktivitas gunung selalu rentan dengan gempa, lebih-lebih gunung api masih aktif. Seperti wilayah sekitar Gunung agung.

Kerusakan rumah menjadi sesuatu yang biasa di rumah itu, nampaknya rumah tahan gempa menjadi solusi untuk tempat tinggal mereka, entahlah sampai kapan mereka berharap, namun hidup harus bergerak, dan tak peduli apakah anda seiring atau menolak, seimbang dengan gelombang alam , maka anda membutuhkan energi sedikit, kalau bisa memberikan setimbangan. Hidup anda mencapai kedamaian.

Orang tua itu sudah biasa memaafkan kejadian ganjil, kerusakan akibat riak-riak alam. Namun dia tetap memancarkan cinta pada desa  tempat dia hidup, disana kita diajak memaknai cinta sejati. Cinta sejati bukanlah bagaimana anda memaafkan, tetapi bagaimana anda overlook (melupakan) , bukan apa yang anda lihat tetapi apa yang anda rasakan, bukan bagaimana anda mendengarkan tetapi bagaimana anda mengerti, dan bukan bagaimana anda melepaskan tetapi bagaimana anda bertahan. Bertahan di suatu kondisi sulit, adalah wujud cinta sejati, yang benar-benar sejati.

Orang tua itu adalah seorang ibu, yang ringkih dengan wajah keriput dan rambut mulai memutih, dia berkata lirih, Ketika ditanya tentang kejadian-kejadian di desanya berkaitan dengan gempa dan kerusakan yang ditimbulkan, " Memang akan sulit bagiku untuk melupakannya, namun biarlah waktu yang nanti akan mengurusnya Selayaknya harta karun yang belum ditemukan, kebaikan muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan damai.

Orang tua ini, sederhana, namun dia selalu mengingatkan kata-katanya yang bisa dipakai suluh dalam meniti karier kehidupan kita, "Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih dan kalahkan kebatilan dengan kebajikan. Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran. Hanya itu tak banyak yang dilakukan dalam hidup ini

Keindahan pesannya selalu menghiasi kita, dia berkata dengan penuh kesan yang indah, "Orang-orang yang selalu lebih menghormati yang lebih tua, akan memperoleh bergam keistimewaan, paling tidak ada empat keistimewaan, yakni umur panjang, kecantikan, kebahagiaan dan kekuatan., ucapnya sambil tersenyum tipis.

Pesannya selalu indah untuk menapaki hidup ini, Aku teringat dengannya,sebab dia memberikan pesan yang amat mengena, Apabila kamu melihat apa yang kamu punya dalam hidup, kamu akan selalu merasa punya sesuatu itu lebih banyak. Namun, jika kamu melihat apa yang tidak kamu miliki dalam hidup, kamu pasti tidak akan pernah merasa cukup."

Tak pelak, bagi orang tua itu tak ada pilihan, dia menikah dengan suaminya puluhan tahun silam, nasib tak beranjak, namun anak-anaknya kini tak mau terus bertahan disana, dia pergi keluar mengundi nasib ke kota.

Ketika dia aku hampiri dengan, apa pesan ibu pada anak-anak ibu, sebelum mereka berangkat merantau, Dia tersenyum tipis dengan suara tegas, dia berkata, pesanku sederhana, " anakku-Saat kamu merasa nyaman dengan pasanganmu, maka kamu bisa menjadi dirimu sendiri. Begitupun sebaliknya. Tidak peduli kata orang lain bahwa pasanganmu ini-itu, kamu akan menerima apa adanya dia. Rasanya seperti menemukan rumah, kan? Nyaman dan menjadi diri sendiri. Bukan hanya sebuah tempat singgah yang saat tahu kekurangannya, kamu tidak bisa menerimanya dan pergi ke tempat lain. Wah .....hebat banget, dan menginspirasi.

Dia berkata lirih penuh dengan hasrat berdoa, Saya tidak punya apa-apa yang saya butuhkan. Kegembiraan anak-anak terdiri dari memenuhi tujuan hidupnya, dalam membuat nya mencapai tujuan hidup .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun