Mohon tunggu...
intan giri
intan giri Mohon Tunggu... Mahasiswa - calon wanita independen

intan giri adalah manusia biasa yang mempunyai hobi membaca, menulis, dan bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ambiguity of life (Kehidupan yang Membagongkan)

6 Maret 2021   22:19 Diperbarui: 6 Maret 2021   23:01 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam surat adz Dzariyat ayat 56 disampaikan bahwa manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Pertanyaannya adalah kenapa Allah menginginkan suatu makhluk untuk beribadah kepadaNya? dan apakah karena itu Allah menciptakan bumi dan segala isinya, agar segala ciptaanNya beribadah kepada Allah?

logikanya begini, Allah menciptakan manusia kemudian manusia ini diperintahkan untuk beribadah kepadaNya kemudian manusia akan mati. Manusia yang melanggar  perintah Allah  akan disiksa di neraka (menurut hukum islam). Ini seakan-akan "manusia diciptakan untuk disiksa". Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang suka lupa dan khilaf. Apalagi yang namanya "nafsu"  tidak mudah dikendalikan, sehingga banyak orang kafir di muka bumi ini.

Tapi pada kenyataanya kita sudah hidup, dan harus menjalankannya denga semua kemunkinan yang akan terjadi. Hidup juga tentang pilihan, tapi pilihan yang baik adalah pilihan yang membuat hatimu damai.

Buat Ku hidup adalah bangaimana bisa  menerima rasa sakit dan terbiasa oleh rasa sakit itu sehingga akhirnya bisa bahagia. Pada dasarnya, kita akan selalu dihadapkan pada risiko. Risiko ini tidak akan bisa dihindari, mungkin kamu tidak mengambil risiko yang satu tapi pasti akan dihadapkan pada risiko yang lain. Ketika dihadapkan pada suatu risiko maka mau tidak mau kita harus menerima rasa sakit. Tidak semua rasa sakit ini bisa dengan mudah diterima oleh sebab itu, banyak orang depresi (depresi ringan maupun berat) dengan kehidupannya. Mereka yang depresi adalah mereka yang tidak bisa menerima rasa sakit.

Kehidupan yang tidak mudah ini akan menciptakan "kenikmatan-kenikmatan duniawi" yang dilakukan oleh manusia. Tujuannya untuk bisa menyeimbangkan rasa sakit dengan kenikmatan sementara, untuk setidaknya melupakan sejenak rasa sakit itu. Pada akhirnya manusia akan mendosa. Kenikmatan dunia itu sifatnya nagih, ketika sudah coba sekali dan menikmati maka kita ingin melakukannya lagi. Sehingga mendosa  akan terus dilakukan, dan apabila mendosa ini dilakukan oleh banyak orang dan rutin maka kegitan "mendosa" menjadi sesutau yang wajar dan lebih parah lagi bisa menjadi rutinitas/kebudayaan baru. Lingkungan yang seperti ini tidak mudah dijalankan untuk orang yang ingin fokus beribadah kepada Allah.  Terus apa solusinya ? menghilangkan rasa sakit ? yah ga mungkin. Memusnahkan kenikmatan-kenikmatan diniawi yang dibuat? maka manusia akan menciptakan kenikmatan duniawi yang lain. It's not easy life in this world. Terlebih jika kita merasa lelah dengan kehidupan, ingin rasanya menikmati "kenikmatan duniawi". Rasa takut akan siksa neraka menghalangi sebagian orang untuk melakukannya tapi sebagian yang lain tidak peduli, yang penting mereka menikmati dunia sekarang karena terlalu lelah dengan kehidupannya.

Terus apa? terus kita harus bagaiman?. Menerima rasa sakit akan membuat hati kita menjadi damai. Tidak mudah memang, tapi teruslah coba hingga terbiasa oleh rasa sakit. Pada akhirnya suatu hari nanti, kita akan bahagia menjalankan kehidupan yang tidak mudah ini. Hal ini lah yang akan membuat kita lebih mudah dalam beribadah kepada Allah dan menerima kodrat sebagai manusia yang hidup di mukabumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun