Kegiatan visitasi dilakukan pada hari Jum’at 12 Februari 2016 di Museum Satria Mandala dan Rusunawa Waduk Pluit Kampung Baru. Tujuan visitasi adalah melihat kondisi yang ada di lokasi, dan mencoba mengaitkan dengan nilai-nilai Pancasila Wawasan Kebangsaan. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Museum Satria Mandala yang berlokasi di Jakarta Selatan. Hal yang dapat diobservasi diantaranya adalah diorama, lukisan, foto atau benda-benda peninggalan pada saat perjuangan kemerdekaan. Dengan panduan pemandu museum, informasi benda peninggalan dan makna yang terkandung pada setiap diorama, dokumentasi, atau lukisan perjuangan dapat didapatkan dengan cukup baik. Sedangkan di rusunawa, akan lebih banyak memperlihatkan fasilitas rusunawa dan mengamati interaksi atau kondisi masyarakat di rusun.
Melalui visitasi, kita bisa mengaitkan hasil observasi dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah implementasi setiap sila-sila Pancasila pada apa yang dilihat, didengar dan dirasa di museum dan rusunawa. Sebagai contoh di Museum Satria Mandala, kaitannya dengan Sila Pertama Pancasila, kita bisa melihat implementasi Ketuhanan Yang Maha Esa melalui perjuangan para pahlawan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Hal ini menyiratkan bahwa “tidak ada yang ditakuti di dunia ini selain takut kepada Tuhan YME.” Terdapat beberapa dokumentasi dan diorama yang menjelaskan peran serta Negara Indonesia membantu Negara atau Bangsa lain dalam menjaga perdamaian, hal ini menunjukkan bahwa Rakyat Indonesia pada saat itu sudah mengamalkan nilai perjuangan kemanusiaan yang adil dan beradab. Berkaitan dengan Sila Ketiga Pancasila, persatuan Indonesia, dapat dilihat melalui beberapa perjuangan Bangsa ini tanpa melihat suku, budaya dan agama yang digambarkan melalui diorama perjuangan. Seluruh elemen masyarakat bersatu padu demi kemerdekaan Indonesia seutuhnya. Sedangkan, implementasi sila keempat dapat diambil melalui pengambilan setiap keputusan, yang hubungannya dengan kepentingan bangsa, selalu dilakukan melalui jalan musyawarah dan mufakat. Terakhir adalah pengamalan Sila Kelima Pancasila yang dapat terlihat dari beberapa diorama yang menggambarkan keterlibatan wanita dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini menggambarkan keadilan dalam masyarakat saat itu, posisi wanita dalam masyarakat ditempatkan secara adil, sama rata dan tidak membeda-bedakan.
Sedangkan, pada saat kunjungan ke Rusunawa Muara Baru, kita lebih diperlihatkan kondisi masyarakat serta interaksinya. Nilai-nilai Pancasila yang terimplementasi dapat diperoleh melalui pengamatan dan wawancara singkat dengan pengelola dan penghuni rusun. Nilai-nilai Pancasila yang didapatkan diantaranya adalah pengamalan Sila Pertama Pancasila melalui serangkaian kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin dan sholat berjamaah. Di lokasi rusun, hanya ada masjid sementara “bertenda biru,” tetapi hal ini tidak menyurutkan kaum muslim di rusun untuk tetap beribadah sepenuhnya. Menurut pengakuan penghuni, pembagian kamar di rusun dilakukan dengan cara pengundian yang disaksikan langsung di depan penghuni dan pengelola, hal ini menunjukkan bahwa Sila Kedua sudah terimplementasi pada saat awal-awal relokasi. Sedangkan, implemetasi Sila Ketiga agaknya masih belum terlaksana dengan optimal, di beberapa blok hubungan antar suku berjalan dengan baik, namun di beberapa blok atau pada saat waktu tertentu, sering mucul perselisihan antar suku di rusun. Masalah ini, sebaiknya harus segera diselesaikan, salah satunya dengan mengoptimalkan forum komunikasi warga yang sudah ada. Sedangkan, pengamalan Sila Keempat Pancasila didapatkan melalui informasi yang diberikan pengelola museum melalui keberadaan forum komunikasi warga. Salah satu hasil dari forum ini adalah kesepakatan warga penghuni dalam pelarangan parkir mobil di dalam rusun. Untuk pengamalan Sila Kelima Pancasila dapat dilihat melalui kesediaan eks-penghuni bantaran untuk direlokasi ke rusun. Hal ini merupakan salah satu langkah penyelamatan waduk sebagai tempang penampungan air hujan yang bertujuan mencegah banjir yang kerap terjadi di Jakarta.
Implementasi nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan visitasi, sudah sebagian besar terlihat di lokasi yang dikunjungi, baik yang menggambarkan saat ini yang terlihat di rusunawa maupun pada saat tempo dulu yang didapatkan melalui pengamatan di museum. Tetapi, nilai-nilai tersebut harus terus dioptimalkan oleh seluruh pihak agar nilai-nilai tersebut dapat terimplementasi dengan maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.