Mohon tunggu...
Intan Maulida
Intan Maulida Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang Mahasiswa

Ajang kekreatifan yang lebih bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dukung Pangan Kita, Wujudkan Indonesia Lebih Makmur

4 Oktober 2019   12:25 Diperbarui: 4 Oktober 2019   12:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti yang kita tahu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Negara yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah ini, sudah dikenal oleh dunia sejak lama. Nusantara pernah dijajah oleh bangsa Eropa karena rempah-rempahnya yang melimpah ruah. Selain dikaruniai tanah yang subur, Indonesia juga merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan tinggi sehingga mudah untuk ditanami berbagai macam tanaman baik pangan maupun nonpangan.

Pertanian Indonesia

Badan Pusat Statistik mencatat, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh Rumah Tangga Usaha Pertanian sebesar 7,79 m2 pada 2018 (SUTAS 2018). Sebesar 70 persen lahan yang dikuasai adalah lahan bukan sawah. Sebanyak 29 persen masyarakat Indonesia bekerja pada sektor pertanian dengan RTUP sebesar 27 juta rumah tangga. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian untuk pemenuhan kebutuhan hidup dilihat dari banyaknya masyarakat Indonesia yang bekerja di sektor pertanian.

Jika menilik dari sisi ekonomi, Sektor Pertanian menduduki peringkat kedua dalam kontribusi pada Produk Domestik Bruto dalam lima tahun ini. Sangat disayangkan, sejak tahun 2014 hingga 2018, kontribusi Sektor Pertanian pada PDB Indonesia mengalami penurunan walaupun angka PDB tahunannya terus meningkat hingga mencapai 1 Triliun rupiah. Sehingga dapat dikatakan walaupun masih banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, namun belum mampu menaikkan kontribusi sektor pertanian pada PDB Indonesia atau dengan kata lain, laju pertumbuhan perekonomian untuk sektor pertanian masih belum baik.

Namun dari sisi ketenagakerjaan, sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja yang baik untuk Indonesia. Sejak tahun 2015 hingga 2018, tak kurang dari 37 juta penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Namun angkanya terus merosot hingga 1,5 persen (BPS, Sakernas 2018). Sensus Pertanian mencatat, pada tahun 2003 hingga 2013, Rumah Tangga Usaha Pertanian mengalami pemerosotan dari 31 juta ruta menjadi 26 juta ruta dan kembali mengalami peningkatan hingga 1 juta ruta pada 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja Indonesia hingga 30 juta penduduk angkatan kerja. Hal ini akan terus meningkat apabila upaya dari pemerintah juga mendukung baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun pendidikan.

Ketahanan Pangan Indonesia di Mata Dunia

Ketahanan Pangan Dunia atau dikenal dengan Global Food Security Index yaitu laporan kondisi ketahanan pangan dunia yang dirilis Economist Intelligence Unit (EIU). GFSI mengukur ketahanan pangan dari 113 negara di dunia sejak 2012 hingga sekarang. Pada 2013, Indonesia menduduki peringkat 66 dari 107 negara dengan skor 45,6. Peringkat terus mengalami perubahan hingga tahun 2018, Indonesia naik peringkat menjadi 65 dari 113 negara dengan skor 55,2 dari 100.

Dikuti dari kbr.id, EIU kemudian menyusun indeks penilaian berdasarkan tiga faktor, yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan bahan pangan (availability), serta kualitas dan keamanan bahan pangan (quality and safety).

Ukuran keterjangkauan harga pangan meliputi kemampuan masyarakat dalam membeli makanan, kesiapan menghadapi lonjakan harga, dan kebijakan negara yang terkait pemenuhan pangan nasional. Ukuran affordability Indonesia mendapat skor sebesar 55,2 dari 100. Nilai yang masih berada pada rata-rata dunia ini merupakan 'wanti-wanti' bagi pemerintah Indonesia. Pasalnya, apabila kemampuan masyarakat dalam membeli makanan masih relatif kecil maka masyarakat Indonesia kemungkinan belum siap untuk menghadapi lonjakan harga pangan. Terlebih, dengan kondisi iklim yang kian hari kian memburuk, berdampak pula pada pemenuhan pangan nasional.

Dalam Sensus Pertanian 2013, BPS menyatakan bahwa pemerintah menerapkan berbagai kebijakan untuk menjamin agar rumah tangga memiliki akses terhadap pangan yang tersedia. Upaya atau kebijakan umum yang diterapkan adalah stabilisasi harga pangan pokok agar mekanisme pasar dan distribusi yang ada dapat menyediakannya dengan harga yang terjangkau.

Ketersediaan bahan pangan atau ukuran availability, GFSI 2018 menilai Indonesia dengan skor 58,2 dari 100. Laporan dari EUI mengatakan bahwa tantangan Indonesia terhadap ketersediaan bahan pangan ialah minimnya perhatian pemerintah untuk riset pertanian. EUI menilai skor 1 dari 9 poin untuk Indonesia dalam upaya pengembangan pertanian. Faktanya, neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan kecepatan pertumbuhan impor produk pertanian yang lebih cepat daripada ekspor produk serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun