Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jihad dan Ramadhan di Tengah Pandemi

16 April 2021   01:59 Diperbarui: 16 April 2021   02:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ngabuburit online via halo.semarang.com

Dua tahun ini, kita menyambut dan melampaui bulan Ramadhan dengan kemasan dan tampilan berbeda dengan tahun-tahun sebeumnya. Ini sesuatu yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya; bahwa kita wajib menghindari kerumuman, memimalisir kontak dengan orang lain dan selalu menjaga protocol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Padahal biasanya pada masa Ramadan sebelum pandemic, kita biasa nongkrong sambil ngabuburit menunggu jam buka puasa bersama. Para ibu di arisan atau pengajian rutin melakukan buka puasa bersama sebagai sarana ibadah sekaligus silaturahmi. Begitu juga dengan perkantoran dan organisasi akan menyelenggarakan buka puasa bersama sebagai sarana ibadah dan menyegaran bagi kantor. Pandemi Covid-19 memang benar-benar mengubah kita secara global, karena tidak saja berdampak bagi orang di Indonesia tapi bahkan dunia.

Di satu sisi, mungkin inilah yang disebut dengan ijtihad; sebagai sarana berfikir yaitu segala upaya kita menyelaraskan makna kitab suci dan sunnah Nabi dengan konteks pandemic yang bergitu meluluhlantakkan dunia. Saat ini kita harus mencurahkan semua kemampuan dalam segala perbuatan manusia beriman. Posisi ijtihad sendiri saat kita berada dalam masa sulit dan harus mengerahkan tenaga dan pikiran dalam memahami wahyu dan sunnah.

 Para tokoh dan ormas Islam moderat telah berusaha untuk mengkontekrasikan kewajiban agama dengan situasi dan kondisi sekarang ini. PB Nahdatul Ukama misalnya telah mengeluarkan surat edaran soal NU yang peduli protocol Covid-19. Juga Surat edaran yang merupakan tindak lanjut dari Surat edaran yang telah dikeluarkan Menteri Agama. Kesemuanya itu adalah ikhtiar kita untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi sekarang ini.

Memang kini, diperlukan effort (usaha) yang lebih untuk melakukan semua kewajiban duniawi dan agama. Kini kita harus bekerja dengan hati-hati agar kesehatan kita terjaga dari segala penyakit, di sisi lain kita dihadapkan kenyataan bahwa menjalankan kewajiban sebagai kepala rumah tangga yangharus mencukupi kebutuhan keluarga juga harus dipenuhi. Tidak semua pekerjaan yang bisa dikerjakan dari rumah seperti anjuran pemerintah. Banyak sekali pekerjaan yang harus membuat kita bertemu dengan orang lain. Pekerjaan di sektor informal misalnya.

Dengan demikian, jihad di masa pandemic memang sangat berat. Kita harus berada di situasi yang sangat tidak kita inginkan sebagai manusia. Berjuang demi kesehatan kita sebagai pribadi, keluarga kita dan masyarakt umumnya. Semoga Allah selalu menyertai kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun