Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aksi Penyelamatan bagi Indonesia

9 Oktober 2020   09:21 Diperbarui: 9 Oktober 2020   09:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu bahwa keluarga inti adalah tempat  terbaik untuk membentuk karakter dasar bagi anggota keluarga, yaitu anak-anak.  Pembentukan ini efektif karena nyaris setiap hari mereka berkomunikasi dan saling membangun kepercayaan antar anggota keluarga.

Orang tua itu bagai sumur bagi anak-anaknya. Sumur adalah tempat yang memancarkan air yang menyejukkan bagi orang yang memanfaatkannya. Jika sebagai sumur sang orangtua memberikan air perdamaian kepada sesama, menghargai pendapat orang lain sekalipun itu berbeda dengan dirinya,  merawat dan menghargai perbedaan, maka si anak juga akan meyamakan prespektifnya terhadap dunia dengan perdamaian dan menghindari perselisihan.

Sebaliknya jika orangtua memberi perspektif perselisihan dan konflik pada kehidupan sang anak, maka otomatis anak akan lebih menyukai memecahkan solusi dengan konflik dan perselisihan. Dia akan melihat bahwa perdamaian bukan sesuatu yang patut diciptakan atau sesuatu yang istimewa untuk bangsa ini.

Seperti halnya keluarga kecil, sebagai bangsa kita tumbuh dengan perbedaan.  Perbedaan itu tidak hanya perbedaan pada wilayah yang luas dari Sabang sampai Merauke, namun juga pada perbedaan warna kulit. Suku dayak dan beberapa suku di Sumatera punya warna kulit yang putih --pengaruh dari Mongoloid, sedangkan warna kulit orang Papua dan sebagaian NTT punya warna gelap  yang mirip orang Melanesia dan Polinesia -- suatu gugus kepulauan di Samudra Pasific yang banyak punya pengaruh dari Afrika.

Tak hanya itu kita juga punya perbedaan bahasa dan keyakinan yang amat banyak. Keyakinan tidak hanya bersumber dari perbedaan agama tetapi sebelum masukkan agama-agama Hindu, Budha dan agama samawi, negara kita sudah mengenal penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan jumlah ini banyak sekali di Indonesia, sesuai dengan budaya mereka.

Kondisi yang seperti ini tentu membuat kita terbiasa melihat perbedaan, sehingga seharusnya kita lebih dewasa melihat hitam diantara kuning dan putih. Atau melihat kembang diantara tempat persembahyangan. Karena sejak Indonesia merdeka, the founding fathers memilih Pancasila sebagai dasar negara Pancasila merupakan solusi yang cocok bagi rakyat Indonesia menghadapi tekanan apapun.

Karena itu aneh sekali rasanya jika ada pihak yang memaksakan adanya perbedaan di Indonesia menjadi sama semua. Mereka tak lelah memprovokasi masyarkat agar tidak menerima taksir bangsa kita soal perbedaan dan kebinekaan. Tak hanya itu, provokasi mereka juga menyangkut beberapa hal seperti kritik kepada pemerintah secara berlebihan, membully penganut agama lain dengan narasi-narasi yang kurang elok. 

Karena itulah Indonesia memang harus diselamatkan, terutama menyelamatkan masyarakat dari  provokasi yang  memecah belah dan merusak persatuan. Menyelamatkan Indonesia adalah membangun persatuan tanpa tendensi dan ambisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun