Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah dan Kompas Kita

6 Agustus 2020   17:12 Diperbarui: 6 Agustus 2020   17:09 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: theglobal-review.com

Sering saya berfikir soal negara Amerika Serikat. Negara yang sudah berumur ' tua' dibanding negara-negara lainnya itu, tentu punya sejarah nan panjang. Sejarah itu tentu masih diingat oleh sebagian bangsa AS seperti bagaimana Marthin  Luther King memperjuangkan hak-hak kulit hitam di tengah supremasi kulit putih. Satu kondisi yang sangat menyedihkan bagi masyarakat kulit hitam waktu itu. Jasa Marthin Luther King diingat oleh sebagian besar warga AS baik kulit hitam maupun kulit putih.

Sejarah pengaruh industrialisasi dunia yang juga melanda AS juga tercatat di sejarah mereka dengan baik. Bagaimana kawasan-kawasan industri dibangun disamping pertanian mereka yang juga mengalami kemajuan. AS juga punya beberapa permasalahan misalnya bagaimana orang-orang di Amerika bagian Utara punya ritme yang berbeda dengan masyarakat AS di wilayah Selatan.

Begitu juga dengan Inggris yang dikenal sebagai negara maritime dengan angkatan laut yang cukup tangguh. Sejarah Inggris tentu berbeda dengan AS meski keduanya adalah negara 'tua' dan sama-sama mengalami zaman industri yang mempengaruhi mereka.

Tentu saja kedua negara itu menghargai sejarah mereka masing-masing termasuk pelaku sejarahnya. Inggris punya Raflles yang sangat dikenal di kawasan Asia sedangkan AS punya Lincoln yang juga dihormati oleh masyarakat AmerikaSerikat. Di media tergambar mereka amat bangga dengan sejarah yang mereka miliki. Itu tercermin bagaimana mereka sangat sering mengutip kata-kata bijak dari pelaku sejarah itu, semisal kata-kata dari Kennedy, dari Abraham Lincoln atau kutipan pidato dari Marthin Luther King sering ditulis atau diucapkan kembali oleh para tokoh AS. 

Negara-negara besar dan maju sering memakai sejarah sebagai sarana untuk pembelajaran untuk menghadapi tantangan masa depan. Ungkapan yang sering ditemukan sebagai gambaran bagaimana mereka menghargai sejarah adalah kata 'history is the torch of truth' (sejarah adalah obor kebenaran); bahwa masa lalu itu berkesimambungan dengan masa sekarang; bukan sesuatu yang terpisah dengan kekinian. Karena memperlakukan sejarah itu dengan baik, maka mereka senantiasa berhati-hati dan efisien dengan langkah yang ditempuh pada masa sekarang, sehingga tak jarang negara itu maju tanpa meninggalkan sejarah bangsanya.

Konsep history is the torch of truth inilah yang harus dimiliki oleh kita ; bangsa Indonesia. Diperlukan ungkapan itu sebagai kompas bagaimana kita melangkah ke depan dengan tepat. Kita harus senantiasa ingat bahwa bagaimana kita dibentuk dari banyak perbedaan; kebinekaan sebagai kekayaan dan bukan homogenitas.

Dengan demikian kita juga ingat bahwa membuat bangsa kita menjadi homogen itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan sejarah kita; mengingkari kompas kita. Sehingga untuk mewujudkannya sulit sekali. Sebaliknya jika kita menselaraskan kondisi sekarang dengan sejarah; maju dengan segala perbedaan yang kita punya, insya Allah akan membuat kita besar dan sangat maju pada suatu hari nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun