Ketika aksi terorisme melanda beberapa waktu lalu, telah menggerakkan jutaan netizen untuk saling menguatkan dan memberikan dukungan kepada semua pihak untuk tidak takut. Solidaritas di dunia maya ini, selalu berulang ketika aksi terorisme terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa terorisme telah menjadi musuh bersama. Dan perang melawan terorisme memang harus dilakukan secara bersama-sama, baik itu di dunia nyata ataupun dunia maya.
Kenapa solidaritas di dunia maya ini perlu dilakukan? Karena wilayah ini seringkali disusupi oleh jaringan terorisme. Dunia maya seringkali digunakan untuk menyebarkan provokasi radikalisme. Karena itulah, para netizen harus terus dirangsang untuk aktif dan tidak pasif dalam merespon sesuatu. Tentu saja responnya ini harus tetap mengedepankan rasa saling menghormati dan hak orang lain. Pesan yang dimunculkan tidak boleh bernuansa kebencian, tapi harus berisi pembelajaran bagi kita semua.
Ingat, Indonesia bisa merdeka karena seluruh masyarakat dari berbagai elemen bersatu melakukan perlawanan. Perjuangan para pendahulu akan sia-sia, jika kita generasi saat ini, tidak mau bersatu hanya karena perbedaan pandangan. Generasi sebelumnya telah menunjukkan, jika keberagaman itu bisa dikelola dengan baik, maka persatuan akan tercipta. Dan jika keberagaman itu bisa hidup saling bersandingan, maka kerukunan juga akan tercipta. Keberagaman dan persatuan inilah yang kemudian bisa membuat kita tumbuh menjadi negara yang toleran seperti sekarang ini.
Sayangnya, meski kita sudah lama merdeka, masih saja ada pihak-pihak yang menginginkan kita saling bertikai dan membenci satu sama lain. Ujaran kebencian di dunia maya begitu masif terjadi. Tidak sedikit pula, sebagian dari masyarakat terprovokasi dan menimbulkan konflik sosial. Banyak contoh kasus, akibat provokasi di dunia maya menyebabkan konflik di tengah masyarakat. Di Tanjung Balai, Sumatera Utara misalnya. Hanya karena provokasi di media sosial, masyarakat terprovokasi dan melakukan pembakaran terhadap tempat ibadah.
Tentu kita tidak ingin provokasi demi provokasi terus terjadi di dunia maya. Di bulan Ramadan ini, provokasi itu diharapkan bisa mereda. Karena bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan. Ramadan merupakan bulan pengendalian diri. Jangan lagi ada provokasi demi menaikkan elektabilitas paslon yang bermain di pilkada.Â
Jangan pula ada provokasi terhadap polisi, yang terus melakukan penangkapan pelaku terorisme. Pihak-pihak yang terus melakukan provokasi di dunia maya, harus kita sadarkan. Karena manusia itu sama, semestinya bisa saling memanusiakan antar manusia. Dan untuk bisa saling memanusiakan, perlu dibangun kesadaran yang sama.
Bahwa Indonesia adalah negara yang penuh keberagaman. Jika masyarakatnya saling bertikai, saling membenci, dan saling meneror, tentu negeri ini akan jauh dari yang namanya kedamaian. Jika solidaritas dan penghormatan terhadap keberagaman itu tidak dipupuk sejak dini, maka hancurlah negeri ini. Jangan lelah untuk saling mengingatkan. Jangan pula lelah untuk menebarkan pesan damai. Dengan menebarkan kebaikan, kita akan bisa saling berangkulan satu dengan yang lain. Dan ketika kita bersatu, segala pengaruh buruk akan sulit mengganggu negeri ini. Salam.